; who's your priority?

19.2K 1.9K 246
                                    

"Kakak!"

Panggilan dari suara yang sangat familiar bagi Gellar itu membuat cowok yang masih duduk di atas motor gedenya, masih dengan helm melekat di kepala, jadi menoleh.

Gellar menyunggingkan senyum kecil sambil melepas helmnya. "Hai, babe."

Raya memberinya kecupan di pipi sebelum kemudian bergelayut di lengannya. "Lama banget, ish. Keburu lumutan."

"Sori, habis ada urusan urgent."

"What kind of urgent business, sih, emang?"

Tidur sama Tita. Batin Gellar menjawab.

Tapi dia cukup waras buat gak membeberkan aibnya. Jadi sebagai ganti, cowok itu segera menarik lengan Raya agar mendekat dan naik ke atas motor. "Ada, lah. Yuk ah. Berangkat sekarang gak kita?"

"Iya, dong!"

Gellar terkekeh, sebelum akhirnya menghela nafas lega karena gak ditanya lebih jauh.

Ah, biar Gellar perkenalkan siapa Soraya Hermansyah dalam hidupnya : Raya bukan siapa-siapa.

Raya tidak lain dan tidak bukan hanyalah satu dari sekian perempuan yang pernah ia pacari. Bedanya, satu-satunya hubungan paling lama yang pernah ia jalani adalah hubungannya dengan Raya ini.

Terhitung hari ini adalah tepat tiga bulan dia menjalani hubungan dengan Raya. Sebagai pacar yang baik, cowok itu menyetujui ajakan Raya untuk merayakannya dengan nonton film bersama.

"Pilih kursi yang pojok atas aja, Ray." bisik Gellar di depan kasir penjualan tiket bioskop.

Raya malah bersemu merah. "Nakal, ih."

"Oke, gak?" Gellar menuntut jawaban.

"Iya, deh, terserah. Tapi jangan aneh-aneh, ya."

"Iya, enggak."

Iyain aja dulu daripada ribet.

Setelahnya, mereka langsung memasuki bioskop dan duduk di tempat yang mereka pilih. Raya menyamankan duduknya dengan menyandarkan kepala ke pundak sang pacar, sementara Gellar sibuk makan popcorn.

"Habis ini kita kemana?" tanya Gellar.

"Astaga, filmnya main aja belum."

"Nanya doang."

"Terserah kakak aja, lah, mau kemana."

Di tengah-tengah film yang mereka tonton, getaran ponsel di sakunya membuat ia terganggu. Seharusnya ia bisa lanjut aja tanpa mikirin siapa yang mengiriminya pesan. Tapi notifikasi getar yang sengaja dia bedakan daripada notifikasi dari orang lain itu adalah tanda bahwa yang mengiriminya pesan bukan orang biasa. Antara papanya, mamanya, adiknya, atau Tita. Pilihannya di antara empat orang itu.

Jadi Gellar memilih mengeluarkan ponsel dan membaca isi pesan dari pop up disana.

Jena:
bang jemput gue dooong di TM
papa lagi ada rapat

Raya yang menemukan pacarnya sibuk dengan ponsel jadi bertanya. "Siapa, Kak?"

"Adek gue." jawab Gellar singkat.

Gellar:
nunggu sejam lagi mau ga?

Jena:
ogah banget anjir ngentang sejam

Gellar:
ya abis gimana

Jena:
gue ngegrab aja deh

Gellar:
marahin papa mampus lu
bentar gue minta tolong jordan

Jena:
HA KOK JADI KAK JORDAN
JANGAN DIH
GA ENAK LAH MASA DIJEMPUT TEMEN LO
BAAAAANG
P
P

kiss me more.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang