; the normal date tita wants

14.3K 1.7K 268
                                    

Pulang dari kampus, tentu aja Tita langsung balik ke kosannya sendiri, bukan ke apartemen Gellar. Walaupun dulu dia lebih sering berada di kosan Gellar, atau cowok itu yang nginep berhari-hari di kosannya, sekarang tentu udah gak bisa begitu lagi karena ada Jena di apartemen.

Dia baru berganti baju ketika ponselnya berdenting, pertanda ada pesan masuk disana, membuatnya segera melempar baju kotor ke keranjang dan meraih ponsel.

Gellar:
ta, dimana?

Ini baru pukul dua siang. Seharusnya, kalau Tita gak salah inget jadwal Gellar, maka cowok itu sekarang baru selesai kelas. Maka dari itu dia nyariin Tita.

Belum selesai mengetik balasan, layar ponselnya berubah lagi menampilkan telepon masuk dari nama yang sama. Tita menggeser layar ke fitur berwarna hijau.

"Ta, dimana?"

"Kos."

"Loh, udah balik duluan?"

"Iya, dosennya ngisi 1 SKS doang."

"Ya elah, napa gak nungguin gue, sih? Beda 45 menit doang juga," Gellar meggerutu."Baru mau gue ajakin ke apartemen."

Tita mendengus. "Gue baru tadi pagi balik dari apartemen lo. Sekarang lo suruh kesana lagi?"

"Ya emang kenapa, sih? Jena belum balik sekolah juga jam segini." jelasnya seolah bisa membaca jalan pikir Tita.

"Besok aja deh gue kesana. Lagian lo biasanya juga ngapel ke Raya."

"Dia belum balik sekolah."

"Oh iya. Lupa kalau dia masih bocah." balas Tita berusaha tidak menyiratkan nada sarkas di dalam kalimatnya, tapi gagal. "Besok aja besok. Gue mau tidur."

"Tidur sama gue, kan, bisa."

"Anjrit."

"Tidur di tempat gue maksudnya, babeeee."

Tita mencibir.

"Nanti malem free gak? Cabut, yuk."

"Sibuk, Kak. Maaf, ya."

"Sibuk ape, sih? Berasa anak Presiden aja lo, diajak ngapa-ngapain gak bisa. Sibuk apa?"

"Mau cabut sama temen."

"Rea?"

"Bukan."

"Siapa? Temen lo bukannya gue sama Rea doang?"

"Dih. Orang mau cabut sama Sadam."

"Siapa, Ta?"

"Sadam, budek."

"Lo mau ngedate?"

"Bisa dibilang begitu," Tita nyengir. "Makanya jangan ganggu gue hari ini! First date, nih. Gak boleh kacau."

"..."

"..."

"..."

"Heh, kalau udah gue tutup teleponnya."

"Bentar, gue masih mikir."

"Hah?"

Gellar berdecak. "Ya udah, gue nanti cabut sama yang lain aja kalau lo mau ngedate."

"Iye, Raya aja apelin. Dari kemarin cewek lo uring-uringan, tuh, pasti gak dikabarin."

"Ck."

"Gue tutup."

"Hm."

**

Tita bener-bener excited buat malam ini. Walaupun dia tahu Sadam bukan ngajakin fancy dinner di restoran mewah penuh mawar merah dan pemain biola kayak first date papa dan mamanya dulu, cuman date biasa ala anak kuliahan, tetep aja dia seneng.

kiss me more.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang