Jena, tuh, paling benci dibikin bingung. Jujur aja, kalau ada cowok tiba-tiba janji mau ngajak jalan—sekalipun dengan embel-embel dia harus dapet nilai tinggi—tapi itu udah kehitung mau pedekate gak, sih?
Bilang Jena geer, bodo amat. Siapa pula yang gak geer kalau tiba-tiba diajak jalan?
Tapi yang bikin Jena potek, cara Jordan bilang 'enggak' tanpa mikir dulu ketika abangnya nanya begitu, langsung membuat Jena dihempas ke dasar bumi begitu aja.
Jadi abis denger itu, Jena langsung membawa kotak makannya dan pamitan ke kamar, milih makan malam sendirian aja dari pada stay disana tapi bawaannya gondok mulu ngelihat Jordan. Tapi ternyata dia gak jadi sendirian karena Tita nyusulin dan bilang kalau mau makan di kamarnya Jena, nemenin cewek itu sekalian.
Gellar geleng-geleng kepala ngelihat tingkah adiknya.
Di tengah makan malam Gellar dengan teman-temannya, dia membuka suara.
"Kok gue baru sadar, sih, gue macarin cewek lebih muda daripada adik gue?"
Echan memutar bola mata. "Baru nyadar? Gue sih gak kaget. Asal badannya montok, mah, janda punya cucu juga lu sikat."
"Ngaco."
"Lo yang ngaco, bego. Lagian gue aneh, deh, sama lu. Ngapa, sih, sensitip banget kayak pantat bayi kalau Jena punya cowok? Adek lo tuh cakep. Gak mungkin gak ada yang naksir."
"Ya karena dia cakep dan banyak yang naksir, makanya gue takut."
"Takut apa?"
"Takut dia salah milih cowok terus diapa-apain."
Rea geleng-geleng kepala. "Dia udah 18 tahun, bisa jaga diri."
"Raya masih 17 tahun gak bisa, tuh, jaga diri."
"Ya jangan dibandingin sama cewek lo, dong, bangke. Beda."
Gellar menggosok hidungnya yang tak gatal.
"Kalau lo posesif kayak gitu, yang ada misal dia ada cowok, dia malah sembunyi-sembunyi dari lo, takut lo amukin. Terus—amit-amit, ya. Misal dia sampai hamil duluan—"
Gellar mengumpat dan hendak menendang tulang kering Echan, tapi cowok sawo matang itu segera menghindar.
"Misal, bangsat!"
"Yang bener aje lu ngemeng."
"Misal, Gusti Nu Agung. Elah, nih orang. Misal dia sampai hamidun, yang ada lo malah yang susah cari yang mana pelakunya, karena dari awal pacaran, dia udah takut ngenalin. Beda lagi kalau misal lo gak posesif, kalau ada apa-apanya dia, lo tahu kemana harus nemuin cowoknya."
"Bener, sih," Rea mengangguk-angguk dan menepuk kepala pacarnya kayak anak anjing. "Tumben otak lo bisa mikir bener."
Echan mendengkus dan menyingkirkan tangan Rea dari kepalanya.
"...Iya, sih," Gellar menggumam. "Tapi kok masih ada yang ganjel, ya. Gak terima gue kalau Jena punya pacar."
"Lo sister complex, kali!" seloroh Echan ngawur, yang kali ini langsung mendapat lemparan tutup botol Aqua di keningnya dari Gellar.
"Kagak, goblok."
"Jangan dibolehin pacaran dulu kalau kata gue."
Suara Jordan tiba-tiba terdengar. Lirih banget, mana kerasanya di samping telinga Gellar pas. Jadi Gellar langsung berjengit terkejut, berasa dibisikin setan.
"Kaget gue, anying."
Jordan gak melepas pandangannya dari Among Us. "Kecuali kalau lo udah kenal baik sama cowoknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
kiss me more.
Teen Fiction[21+] "can you kiss me more? we're so young and we ain't got nothing to lose." 23/12/21 - 25/07/22