"What are we gonna do now?" tanya Tita, tanpa bermaksud memancing.
Maksudnya, dia beneran gak tahu harus ngapain saat ini setelah mereka berdua masuk apartemen dan mengunci pintu.
"Mau mandi?"
Tita menggeleng, gak berminat untuk itu. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh tempat di dalam apartemen Gellar. Tiga bulan tidak menginjak lantai ini, rasanya membuat kerinduan Tita pada Gellar semakin menjadi-jadi saja.
Gellar merangkul pundaknya dan membawa perempuan itu ke dalam kamar.
"Missing my place?"
Tita mengangguk jujur.
"Also missing the owner?"
Kali ini Tita masih mengangguk, hanya saja diiringi tawa kecil. Cewek itu langsung duduk di ujung ranjang, membiarkan Gellar berdiri di depan lemari yang terbuka, memilih kaos dan celana rumahan untuk berganti pakaian.
"Tiga bulan ini ngapain aja, Ta?" tanya cowok itu kemudian.
"Gak banyak berubah. Ngampus, belajar, nongkrong, gitu-gitu aja."
"Bedanya kalau dulu gue yang nemenin, sekarang ditemenin Sadam?"
"Mm-hm," jawabnya bergumam. "Gue sama dia jadi temen deket sekarang."
"I'm not sure about that."
Tita mengangkat alisnya tinggi, walaupun dia langsung mengalihkan wajah karena Gellar tiba-tiba membuka kaos dan menunjukkan tubuh atletisnya.
"Dia masih suka sama lo," kata Gellar sok tahu. "Iya, kan?"
"Gak tahu."
"Iya. Definitely yes."
"Lo sendiri gimana?" Tita langsung mengalihkan topik. "Tiga bulan ini ngapain aja?"
"Sama kayak lo. Aktivitasnya sama, yang nemenin beda."
"Jadi beneran, sekarang sama dokter? Keren juga lo."
Gellar meringis. "Sekarang, kan, gue sama lo."
"Kalau hari ini kita gak ketemu, lo bakal jadian sama dokter itu?"
Gellar menggeleng. "Gue pernah deketin dia, tapi lama-lama ngerasa lebih cocok jadi temen."
"Tipikal brengsek."
"You know me."
Karena Tita gak ngerespon, dan masih terlihat gak bakal ngerespon padahal ini udah hitungan ke lima, Gellar langsung panik sendiri. Takut cewek itu marah.
"Ta?" panggilnya.
Dia bahkan lupa mau ganti celana dari tadi.
Yang dipanggil menoleh. Gellar mengambil tempat untuk berlutut di depan perempuan yang masih duduk di pinggir ranjangnya.
"Kita jadi balikan, kan?"
Tita mengernyit. "Lo mau narik tawaran lo tadi?"
"Ofcourse no. Gila, kali?"
"Ya udah."
"Tetep balikan, kan?" Gellar beneran parno. "Lo gak marah karena Natalia, kan? I'll make sure she's just my friend. Kayak lo sama Sadam."
"Kalau gini aja baru bisa percaya gue sama Sadam cuman temen."
Gellar meringis. Diangkatnya satu tangan Tita lalu mencium punggung tangan cewek itu singkat. "Yang lain cuman temen. Lo punya gue. Vice versa."
••
[ADEGAN DEWASA DI CUT, PINDAH KE KARYAKARSA]
KAMU SEDANG MEMBACA
kiss me more.
Teen Fiction[21+] "can you kiss me more? we're so young and we ain't got nothing to lose." 23/12/21 - 25/07/22