; i will forever do

7.8K 874 128
                                    

kenapa ya gue sekarang kalau update panjang bener. perasaan dulu pas garap cerita adam-hanin sechapter cuman seribu kata hft.

happy reading. ini 3000 words semoga ga muak.

•••



[Satu minggu kemudian]

Keguguran yang dialami Tita tidak tercium oleh siapapun. Entah bagaimana cara mereka berdua menutup-nutupi berita besar ini dari semua orang. Padahal Gellar yakin kalaupun ia mengatakan ini kepada orang tuanya, Jeff dan Hanna tidak akan menghakimi mereka berdua. Sayangnya Tita kekeuh tidak ingin membeberkan hal tersebut.

Usai pulang dari rumah sakit, Tita yang masih berada dalam masa pemulihan berakhir harus menginap setiap hari di apartemen Gellar. Sebenarnya pasca kejadian tersebut, tidak ada hal spesifik yang dirasakan Tita selain nyeri di bagian bawah perut yang hanya terjadi selama dua hari berturut-turut. Setelahnya, perempuan itu kembali biasa saja. Mungkin hanya luka batin yang belum betulan sembuh.

Hari ini hari Jumat. Gellar baru pulang ke apartemen ketika jam sudah menunjukkan pukul lima lebih tiga puluh menit di sore hari. Dengan tangan menenteng batagor yang ia beli di depan kantornya, laki-laki itu melepas sepatu dengan tangan kiri.

Gellar menerima gelas berisi air putih yang disodorkan oleh Tita. Kebiasaan perempuan itu adalah meminta kekasihnya banyak meminum air putih. Kalau normalnya dua liter dalam sehari, kayaknya Gellar bisa hampir tiga liter karena Tita gak berhenti memintanya minum.

Rutinitas ini dilakukan Tita semenjak Gellar sering mengeluh pinggangnya sakit. Laki-laki itu berakhir kena omel karena Tita berspekulasi bahwa Gellar sakit pinggang karena kurang minum air putih.

"Gak ada hubungannya tahu, Yang?"

"Ada. Cek google kalau gak percaya," kata Tita sambil meraih ponsel Gellar dan membuka aplikasi pencarian. "Lagian kamu, kan, emang jarang minum air putih. Sehari bisa cuman segelas. Ngawur tahu, gak?"

Gellar diam. Udah paling bener dia mingkem aja daripada urusan makin panjang.

"Kalau ginjal kamu kenapa-napa, kamu juga yang susah."

"Amit-amit, lah. Jangan sampe."

"Kelakuan kamu juga amit-amit."

"Atuh, Yang..."

Percakapan kala itu yang jadi awal bagaimana sekarang Tita betulan bakal nelpon dia walau dia lagi kerja cuman untuk ngingetin minum air putih, Tita beli botol minum ukuran gede yang memuat air dua liter dan memaksa Gellar menghabiskannya dalam sehari, juga memasang alarm di ponsel cowok itu dengan note : MINUM AIR PUTIH!!

Awalnya, Gellar ngerasa keberatan. Sebelum ini, dia suka enek kalau minum air putih. Di lidahnya, air putih terasa aneh bahkan cenderung pahit. Tapi lama-lama, karena dia gak berhenti dicekokin Tita air putih, Gellar jadi malah gampang haus dan air putih adalah solusi terbaik kalau tenggorokannya kering dan butuh yang seger-seger. Kok bisa gitu, ya?

"Ganti baju dulu, kek, astaga."

Gellar gak mengindahkan permintaan Tita. Dia terlalu lelah bahkan untuk kembali berdiri dan pindah tiduran di kamar. Jadi sofa ruang tengah adalah pilihannya.

"Ge, ganti, mandi, baru istirahat."

"Nanti, Ta. Plis mau tidur bentar."

Tita mendengus namun gak kembali memaksa. Dia duduk di dekat kaki Gellar, tangannya meraih plastik batagor, dan menyuapkan ke mulut.

Karena dia tahu Gellar belum benar-benar tertidur, akhirnya Tita buka suara.

"Tadi mama kamu nelpon. Barusan banget, sih, sebelum kamu dateng."

kiss me more.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang