Seinget Gellar, terakhir kali dia ketemu Raya, tuh, tiga hari lalu untuk makan malam bersama. Itu aja. Gak ada pertengkaran yang terjadi di pertemuan terakhir mereka. Jadi, untuk saat ini, tentu saja Gellar jadi bertanya-tanya dengan dahi mengerut bingung maksimal. Kenapa Raya menatapnya seperti hendak membunuhnya begini?
Dia bukan takut Raya ngambek. Elah, dia mau ngamuk juga terserah. Cuman seharusnya, kan, gak gini. Wajar kalau dia jadi heran.
"Kakak udah janji gak bakal nyebarin videoku ke siapapun!"
Lalu kalimat itu keluar tiba-tiba, membuatnya mengangkat kepala dan menghentikan isapannya pada rokok. "Video paan?"
"Video itu!" Raya ngelirik kanan-kiri, kemudian melirihkan suara hingga volume paling kecil. "Yang aku telanjang!"
"...hah? Gue gak ada kasih ke siapa-siapa."
Lalu tiba-tiba Raya menangis. Gellar makin kayak orang bloon. Lah, ini orang ngapa, dah?
"Kamu ngajak aku ketemuan karena pengin minta putus, kan?"
Loh, udah tau? "Tahu dari mana?"
"Siapa cewek yang udah dijodohin sama kamu, Kak? Aku, tuh, masih pacar kakak. Harusnya kalau ada masalah, share ke aku. Jangan dateng kalau pengin dipuasin doang. Aku, nih, pacar apa jalang?"
"Lo, tuh, dari tadi ngomong apa, sih? Dijodohinlah. Videolah. Gak mudeng gue."
"Kenapa kakak minta putus, aku tanya?"
"Karena gue mau pacaran sama cewek lain."
"Mau nikah sama cewek itu, kan, pas lulus nanti?!"
Gellar mengangguk aja. Ya gak salah juga, sih, tebakan Raya.
Raya semakin sesenggukan. "Kak, kalau terpaksa, gak perlu dilakuin. Kakak tahu, kan, semua orang berhak menyampaikan pendapat. Itu ada undang-undangnya. Jadi kamu harus berani bilang ke papa-mama kamu kalau kamu nolak dijodohin."
"..."
"Bilang ke mereka kamu sayangnya sama aku."
Kali ini Gellar mendelik. Pede gile.
Mengabaikan omongan melantur cewek itu, Gellar kembali fokus ke niat awalnya. "Terserah lo mau ngomong apa. Intinya sekarang gue pengin kita selesai. Sori kalau gue gak bisa jadi pacar yang baik selama ini, tapi gue harap lo ngerti dan tahu posisi kalau sekarang kita udah gak ada apa-apa."
"Aku sayang sama kakak!"
"Iya, makasih."
"Aku serius!"
Gellar mengerang frustasi. "Gak semua rasa sayang bisa dibales sama rasa, oke?"
"Kakak beneran pengin putus dari aku?"
Yang ditanya mengangguk yakin. Mukanya gak ngerasa bersalah sama sekali.
"Kakak jahat! Hapus semua videoku di hape kakak!"
"Lo gak perlu teriak. Gak malu apa?" Gellar dengan cepat mengeluarkan ponsel, membuka galeri, dan menunjukkan pada Raya ketika ia menghapus beberapa video yang pernah diberikan cewek itu secara cuma-cuma, sumpah Gellar gak minta. "Noh, udah kan?"
"Di hape adik kamu hapus juga!"
Gellar bengong. "Adik siapa?"
"Anak kelas 12 itu!"
"Jena?" Gellar ngakak. "Dia mana tau beginian, Ray."
"Dia tahu! Dia tadi ngelabrak aku di kelas, ngancem kalau aku gak boleh gangguin kakak pakai video itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
kiss me more.
Teen Fiction[21+] "can you kiss me more? we're so young and we ain't got nothing to lose." 23/12/21 - 25/07/22