Mobil Tita turun mesin, artinya bagian dalam mobil tua itu udah mengalami kerusakan parah entah karena apa. Karena itu pulalah, mobilnya terpaksa harus nginep di bengkel dan kini Tita berakhir di boncengan Gellar.
"Jangan tidur, Ta," tegur Gellar kala merasakan kepala Tita membentur helmnya dari belakang.
"Iya-iya."
Cowok itu menarik tangan Tita yang berada di saku jaketnya buat melingkari perut cowok itu, menepuk punggung tangannya beberapa kali. "Ngeri kalau lo jatoh."
Beberapa menit kemudian, motor cowok itu berhenti, membuat Tita yang udah ketiduran langsung sadar dan segera turun.
"Untung gak jatoh lu, ya!" omel Gellar kemudian setelah melepas helm. "Bisa-bisanya tidur di motor."
Tita nyengir. "Ya maap, kan—loh?! Kok ke rumah lo, sih?!"
"Bentar, gue ada urusan sama bokap."
"Nganterin gue ke kos dulu, kan, bisa."
"Kelamaan. Setrika jalan."
Tita mencibir, tapi tak urung juga tetap mengikuti cowok itu masuk ke rumah orang tuanya.
Ini bukan kali pertama dia ke rumah Gellar, mengingat mamanya Tita—Jennie Laura—juga sering berkunjung kesini.
Mereka berdua langsung masuk ke dalam ketika gak mendapati siapapun di ruang tamu dan ruang tengah.
"Pa!"
Teriakan Gellar menggelegar ke seluruh ruangan, tapi gak ada satupun yang menyahutinya.
Kaki panjang cowok itu melangkah ke arah belakang rumah yang berisi taman dan kolam renang. Tapi baru juga Gellar menginjak ambang kaca pembatas, dia langsung mundur lagi dan menutup mata Tita dengan satu tangannya.
"Anjrit." makinya entah pada siapa.
"Apa, sih? Ngapain lo nutup mata gue, oon?!"
Tapi Gellar gak menanggapi Tita. Dia malah teriak lagi ke arah belakang rumah.
"Pa, sumpah gak tahu tempat banget, sih?!"
Sumpah, Gellar harusnya udah hafal kelakuan bapaknya. Biasanya, dia bakalan nelpon Papa atau Mamanya tiap mau balik ke rumah karena dia keseringan mergokin mereka lagi berbuat porno di tempat-tempat yang out of his mind banget. Jadi setidaknya kalau dia udah ngasih tahu orang tuanya pas dia mau dateng, orang tuanya bisa menunda buat aneh-aneh dan mengotori matanya yang suci.
Gellar melepas tangannya dari mata Tita setelah yang dicari akhirnya muncul juga dengan tubuh dibalut handuk kimono. Tita langsung ber-oh ria dalam hati, paham situasi kenapa tadi tiba-tiba Gellar langsung mengumpat dan menutup matanya.
Wanita tersebut tersenyum pada Tita yang menyalimi tangannya. "Tita baru dateng?"
"Iya, Tante."
"Ya udah duduk dulu, gih. Tante ke kamar bentar."
Gellar berdecak melihat muka papanya yang mengangkat alis.
"Aku gak mau punya adek lagi pokoknya," kecam Gellar sambil berdecak kesal.
Jeff cuman nyengir doang gak merasa bersalah. Pria yang makin tua makin terlihat panas itu menyugar rambutnya. "Mamamu yang ngajakin."
Gellar merasa kepalanya mau meledak!
**
"Mama kamu lagi sibuk apa, Ta, di rumah? Kok jarang main kesini lagi sekarang?" Hanna bertanya sambil menyuguhkan teh hangat dan bronis kering di hadapan Tita. "Masih sibuk nyiapin opening butik?"
KAMU SEDANG MEMBACA
kiss me more.
Teen Fiction[21+] "can you kiss me more? we're so young and we ain't got nothing to lose." 23/12/21 - 25/07/22