Candu | Extra Part

1K 59 13
                                    

Happy Reading~~

Happy anniversary, CANDU.

🐰🐰🐰

Aku menghela napas lega saat kelas berakhir dan tugas yang diberikan oleh dosen selesai tepat waktu.

Aku mengelap keringat yang mengucur di pelipisku hasil dari tiga sks memelototi laporan keuangan perusahaan untuk mencari rasio profitabilitas. Kepalaku rasanya mau pecah saja dan aku tidak berbohong kalau sekarang kepalaku sedang pusing.

Saat ini aku menjadi mahasiswa semeter 5 prodi akuntansi disalah satu universitas negeri ternama di ibukota. Kalian tahu kalimat ini? "mahasiswa semester lima hidupnya udah enak banget kalo masih bisa ngerasain tidur lima jam sehari." Dan hidupku sama sekali tidak enak karena dalam sehari aku hanya bisa tidur tiga jam itupun tidak nyenyak karena terus dibayangi oleh tugas-tugas yang terus berdatangan tiada henti.

Setelah memasukkan buku paket dan alat tulisku ke dalam tas, aku berpamitan pada Tifani--teman akrabku di kelas.

"Tif, duluan, ya," pamitku sambil menyampirkan totebag dibahu.

"Mau ke Neo?" tanyanya menoleh.

Aku melirik arloji yang bertengger di tanganku, sudah pukul satu siang yang artinya Neo pasti sudah selesai kelas.

Kemudian aku mengangguk. "Iya, gue janji nemenin dia ke gramed cari buku."

"Oke, hati-hati, bestie," ucap Tifani seraya melambaikan tangan ke arahku.

Berbeda denganku, Neo mengambil prodi fotografi fakultas seni media rekam. Sehingga di kampus aku dan Neo jarang bertemu jika tidak janjian. Gedung fakultas ekonomi dan seni media rekam dipisahkan oleh gedung fakultas ilmu sosial dan fakultas psikologi yang berada diantaranya, jadi memang butuh effort untuk bisa saling mengunjungi.

Aku berjalan ke arah gedung fakultas Neo sambil membuka ponsel untuk menghubungi laki-laki itu.

Ternyata sedari tadi sudah ada beberapan pesan Neo yang masuk tidak kusadari saking aku sibuknya mengerjakan soal.

Hubby🐰

By, kelasku udah kosong.

Tadi dosennya keluar cepet karena ada urusan.

Sekarang aku duduk di bale-bale lagi diskusi beberapa hal penting.

Tapi kalo kamu udah selesai kasih tahu aku, ya?

Nanti aku samperin.

Nggak usah, By. Aku aja yang kesitu biar nggak bolak balik kamunya.

•••

Setelah melewati gedung psikologi akhirnya aku bisa sampai di FSMR, lumayan jauh dan membuat tenggorakanku mengering karena panas matahari yang terik.

Aku celingak-celinguk mencari sosok Neo diantara banyaknya mahasiswa yang sedang duduk di bale.

Dengan mudah aku bisa menemukan laki-laki itu sedang duduk berdua dengan Alika--teman Neo. Alika adalah salah satu model terkenal di universitas yang sering kali menjadi partner Neo dalam pemotretan. Sehingga keduanya terlihat sangat akrab dan aku memaklumi itu. Kedekatan mereka, keakraban mereka--yang terlalu dekat menurutku.

Aku memaklumi itu semua jika mereka tidak melewati batas dan hanya menjadi partner saja. Tapi, kakiku berhenti berpijak dengan jarak yang tidak jauh dari mereka berdua. Dengan mata kepalaku sendiri aku melihat Alika langsung memeluk Neo sambil tertawa bahagia. Neo? Laki-laki itu terlihat terkejut awalnya, namun perlahan tangannya menepuk-nepuk bahu Alika.

CANDU [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang