Note: Langsung aja yes, kepanjangan wkwk
Happy Reading~~
🐰🐰🐰
Hari ke-13: Neo tanpa Seina
Terhitung sudah tigabelas hari gue tidak saling memberi kabar dengan Seina. Gue kuat jauh dari dia selama ini karena emosi gue masih mendominasi. Apalagi kemarin gue liat Seina pulang bareng Gabrio. Makin hari mereka terlihat lebih akrab dan gue semakin gak terima. Gue menjauh dari Seina bukan udah gak peduli, melainkan gue memantau dia dari jauh. Dan selama itu gue lihat dia baik-baik aja tanpa gue. Sedangkan gue? Selama tigabelas hari itu gue nyaris gila saking merindukannya.
Apalagi seminggu belakangan gue sangat sibuk dengan ekskul fotografi membuat gue tidak punya banyak waktu luang.
Sekarang gue berada di lapangan basket JKS Kafe bersama Azkara, Jouri dan Sakti. Ugo dan Abyaz juga baru saja datang.
"Ngapain sih?" tanya Ugo bingung karena melihat kami berempat duduk berjejer di bangku pinggir lapangan.
"Neo mau ngajakin Gabrio duel," jawab Azkara sedangkan gue cuma diam.
Mendengar itu Ugo dan Abyaz kompak tertawa. "Buset, duel apaan?" tanya Abyaz.
"Basket," sahut Jouri.
Dan suara ketawa dua manusia yang baru datang itu semakin keras. "Lo gak tau kalo Gabrio anak basket?" tanya Ugo pada gue.
"Bodoamat," balas gue. Emang kenapa kalau anak basket? Gue juga bisa kok main basket walaupun gak sejago Azkara yang memang ketua club basket.
"Neo lagi terbakar cemburu teman-teman," ujar Sakti sambil terkekeh. Lucknat emang.
"Anjir. Udah gue bilang kalo Seina tuh uring-uringan sejak kalian jauhan. Kenapa cemburu sama Gabrio?" tanya Ugo.
"Malahan kita berdua selalu ditanya tentang lo," ucap Abyaz memberitahu.
"Tapi sepenglihatan gue, dia kayak baik-baik aja tanpa gue," kata gue sambil mengusap wajah kasar.
"Bro," kata Ugo sambil menepuk bahu gue. "Cewek itu selalu terlihat baik-baik aja diluar. Tapi bisa aja di dalam hatinya sangat hancur, lo gak boleh terus-terusan gini," sambung Ugo menasehati.
"Lo pantes gak sih ngomong gini ke gue? Sedangkan lo pakboi kelas kakap. Suka gonta-ganti cewek," ucap gue menyindir. Siapa yang tidak kenal Ugo dengan sifatnya yang gampang bosan sama cewek.
"Anjir. Gini-gini gue setia sama satu cewek," balas Ugo.
"Tapi dia gak suka sama lo," sahut Jouri yang mampu membuat Ugo diam.
"Kenapa gak lo samperin aja, Yo? Lagian gue liat kalian saling sayang," saran Abyaz.
"Gue selalu mau nyamperin. Lo pikir gue kuat jauh sama Seina? GAK! Tapi setiap gue mau nyamperin ada Gabrio disamping dia. Buat emosi gue makin meluap. Gue gak benci Seina, tapi gue benci ngeliat dia dekat sama cowok lain. Gue egois? Emang. Karena gue gak mau kehilangan berlian gue, yang ngebuat hidup gue banyak berubah jauh lebih baik." Kata gue dengan napas naik turun.
Jouri menepuk-nepuk bahu gue. "Gue ngerti apa yang lo rasain, Yo."
"Kalian berdua kan sama-sama bucin," ucap Sakti.
"Lo mah gak ngerti rasanya nyaman sama satu orang," balas Jouri.
"Iyain aja dah," sahut Sakti mengalah.
🐰🐰🐰
"Lo manggil gue kesini karena mau ngeroyok gue?" tanya Gabrio sambil tersenyum miring.
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDU [END✔]
Teen FictionGENIUS HIGH SCHOOL Myzenger Series #1 15+ (Banyak kata kasar bertebaran. Bijak dalam memilih bacaan gengs. Kalaupun tetap ingin membaca, pliss banget untuk tidak ditiru) Cerita ini bisa dibaca dengan jantung yang masih berdetak! Gak percaya? Coba aj...