Candu |42| End: Penutup manis

887 56 12
                                    

Happy Reading~~

Now Playing | Pamungkas - Monolog
Kali ini rekomennya beda, lagunya bagus ih. Sambil dengerin sabi kali.

🐰🐰🐰Orang lain melihatnya sederhana, tapi bagiku rasanya luar bisa jika itu bersama kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐰🐰🐰
Orang lain melihatnya sederhana, tapi bagiku rasanya luar bisa jika itu bersama kamu.

Seina Himeka Xaquila
🐰🐰🐰

Hari minggu kali ini untuk pertama kalinya aku bangun sebelum Ibu datang menggedor pintu kamarku. Biasanya jika hari minggu aku akan malas-malasan di tempat tidur. Tapi kali ini tidak, aku bangun di pagi buta.

Bahkan bang Bilal sempat bingung saat melihat aku mandi pagi-pagi sekali. Aku aslinya juga bingung sih. Seperti keajaiban jika aku melakukan ini.

Bayangkan, pukul 6 pagi aku sudah siap dengan sepatu olahragaku. Ternyata bangun pagi di hari minggu tidak buruk juga. Udara pagi sangat menenangkan ternyata.

Sekarang aku sedang di teras rumah. Menunggu Neo datang karena kami janjian akan bersepeda pagi bersama. Sudah berkali-kali kami janjian yang selalu aku gagalkan karena telat bangun. Dan untuk kesempatan ini Neo mewanti-wanti agar tidak gagal lagi.

Yah, aku diteror oleh cowok itu agar tidak tidur lagi setelah shalat subuh. Aku sebenarnya mengantuk tapi karena mendengar Neo merengek di telpon tadi aku menjadi tidak tega dan memilih bersiap-siap. Kalau tidak cowok itu akan cemberut padaku sepanjang hari. Ah memikirkannya saja membuat senyumku mengembang.

"Tuan puteri cantik banget pagi-pagi gini," ujar suara yang sangat ku kenali. Aku mengangkat wajah dan menemukan Neo yang sudah siap dengan sepedanya.

Cowok itu menggunakan kaus hitam polos dan celana training hitam list putih serta sepatu olahraga hitam dengan corak merah di pinggir. Neo juga memakai tas ransel hitam kecil yang entah apa isinya. Aku selalu kagum setiap kali melihat cowok itu. Apalagi masih pagi begini, Neo terlihat sangat fresh. Kalau begini aku akan bangun pagi terus. Jika menemukan pemandangan seperti ini.

Neo turun dari sepedanya kemudian menghampiriku tidak lupa senyumnya tercetak dibibir tipis cowok itu.

"Pacar siapa sih ini cantik banget," pujinya sambil mengusap kepalaku yang seketika membuat aku senyum-senyum sendiri.

"Kamu tuh," balasku kehabisan kata-kata menghadapi setiap pujian yang dia berikan padaku.

"Ibu ada?" tanyanya sambil melirik pintu.

"Ada, di dalam," balasku.

"Calon mantu mau ijin dulu," katanya kemudian berjalan memasuki rumahku.

Aku mengikuti gerakan Neo sampai cowok itu hilang di balik pintu. Neo selalu begitu, setiap ingin mengajakku pergi pasti selalu izin Ibu atau abang jika mereka ada di rumah. Katanya biar acara jalannya berkah. Yakali heh.

CANDU [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang