Saat Rendy ingin menyerahkan gelas yang berisi air pada Dira sebuah tendangan mendarat dengan begitu mulus pada dadanya membuat Rendy terjatuh dan gelas yang ia genggam pecah begitu saja.
Dadanya terasa sesak, tendangan itu tidak main-main begitu keras dan menyakitkan. Rendy terbatuk, jalur pernapasan nya terasa sesak sekali.
Pandangan Rendy bertemu dengan mata tajam milik Aldy, kemana tatapan hangat yang ia dapat beberapa saat lalu?
"Bodoh!"
Apalagi ini? Rendy tidak merasa melakukan kesalahan yang fatal.
"Tidak bisakah kamu membanggakan saya sekali saja?! kenapa kamu selalu menyusahkan saya dan istri saya dengan perbuatan kamu yang bodoh itu?!"
"Gara-gara kamu perusahaan yang saya rintis dari nol terancam bangkrut!! Kerugian yang kita dapat bahkan sampai miliaran!"
Bola mata Rendy membesar saat mendengar ucapan Aldy, bagaimana bisa? Hanya itu yang ada di pikiran nya saat ini. Bukankah tender ini membuat perusahaan mendapatkan keuntungan yang besar?
"Bagaimana bisa?" Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulutnya.
"Itu karena kecerobohan kamu, seharusnya kamu membaca berkas itu dengan benar! Jika kamu membaca itu dengan baik semuanya tidak akan seperti ini! Bodoh! Tidak berguna!"
"Saya menyesal memiliki anak bodoh seperti kamu! Menyusahkan!"
Mata Rendy memanas mendengarnya tidak bisakah mereka membicarakan ini dengan baik-baik dan mencari solusi dari permasalahan ini?
Perusahaan Aldy bukan hanya yang ia pegang sekarang saja bukan? Aldy memiliki beberapa perusahaan lainya bahkan perusahaan tersebut ada yang berada di luar negri.
Bagaimana Aldy tidak marah saat tangan kanan nya memberitahukan bahwa perusahaan mereka terancam bangkrut karena kecerobohan anaknya sendiri. Rendy menandatangani berkas itu tanpa membacanya dan memahaminya terlebih dahulu. Menyebabkan perusahaan harus menanggung kerugian yang tidak sedikit nilainya.
"Maaf." Rendy tidak tau harus berkata apa selain ucapan maaf.
"Bangun!" Aldy dengan kasarnya menarik kerah Rendy agar remaja itu bangun.
Mata tajam itu lagi
"Maaf mu itu tidak ada gunanya! Bodoh!"
Plak!
Dug!
Srett!
Aldy menarik surai legam milik Rendy dengan kasar bahkan kepala anak itu sampai mendongak memandang mata tajam Aldy. Wajah Aldy masih memerah, kilatan marah terlihat jelas di kedua bola matanya.
Kepala Rendy serasa ingin pecah, bagaimana tidak Aldy menarik rambutnya begitu kencang. Rendy memejamkan matanya, demi apapun ini sangat menyakitkan.
"Pah, lepas." Ujarnya lirih, Rendy tidak pernah membayangkan hal ini akan terjadi.
Bukan nya melepaskan Aldy malah semakin menarik erat rambut Rendy. Rasanya rambut itu akan putus dari tempatnya.
Ini menyakitkan
"Aku mohon lepas, pah, ini sa-kit." Dengan kasar Aldy menghempas nya begitu saja menyebabkan kepala pemuda itu membentur meja yang tak jauh dari tempatnya.
Darah segar mengalir begitu saja dari keningnya,rasa pening itu semakin menyakitkan di tambah dengan pandangan Rendy yang memburam.
Rendy tidak dapat melihat jelas wajah Aldy dan Dira, yang dapat dirinya dengar adalah tangisan Dira yang melihat anaknya di siksa oleh suaminya sendiri. Kejam bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M OKE
Teen FictionSelama ini Rendy selalu berharap dapat merasakan kebahagiaan itu lagi sebelum semuanya berakhir, Karena selama ini ia hanya dapat merasakan kesunyian, kesepian dan kekecewaan yang disebabkan orangtuanya. Disaat ia sudah diterbangkan tinggi-tinggi Ol...