Hari ini Adalah hari yang Rendy tunggu-tunggu. Nanti malam adalah hari perayaan kemenangan tender dan yang paling ia senang yaitu ke dua orang tua nya akan datang.
Rendy tak sabar bertemu mama papa nya, ia sangat merindukan kedua orang tua nya, rasa nya sudah sangat lama ia tidak bertemu mereka.
Rendy berharap semua akan berjalan lancar dan ia bisa berbincang dengan mereka, malam ini saja ia ingin menghabiskan waktu bersama setelah acara selesai.
Mungkin hari ini waktu yang tepat untuk membicarakan perihal penyakitnya, ia tak ingin menunda ini terus menerus. Rendy ingin berbagi keluh kesah nya, ia ingin membagi sedikit rasa sakitnya pada mereka agar ia bisa merasa lebih baik. Rasa nya tidak tenang jika terus menerus menyimpan rahasia besar seperti ini.
Rendy sangat berharap setelah ini mereka bisa membagi waktu sedikit saja untuknya, tak apa jika terselip rasa kasian karena sekarang ia tak mempedulikan itu. Rendy hanya ingin waktu yang tersisa ini bisa ia habiskan bersama mereka.
Rendy takut, ia merasa kematian sudah ada di depan matanya, setiap saat dirinya selalu terbayang bayang akan kematian. Ia belum siap, Rendy belum membahagiakan Aldy dan Dira setidaknya ia ingin sedikit berguna untuk mereka.
"Hayoo kamu bengong ngapain?!" Rendy tersentak dari lamunan nya saat mendengar suara Zira. Ia menoleh kearah mbaknya dan dia dapat melihat senyum mbaknya yang sangat cantik seperti mama nya. Ah ia jadi semakin merindukan Dira.
"Aku lagi mikirin kenapa aku terlahir sangat tampan ya? Mbak tau nggak jawaban nya?" Zira mendelik.
"Tampan itu di akui bukan mengakui."
"Mbak kalo sirik bilang aja, aku tuh memang tampan dari lahir."
"Gantengan suami mbak, badan nya juga atletis nggak kayak kamu krempeng gini."
"Badan aku nggak krempeng ya, cuma sedikit... Emm kurus aja. Tapi aku masih ada otot lho mbak, nih liat." Rendy dengan percaya dirinya menunjukkan otot di lengan nya.
"Ya ya seterah kamu saja lah." Dari pada berdebat dan tidak ada ujung nya lebih baik Zira mengalah saja.
"Ayo ke bawah kita makan." Rendy mengangguk semangat, selama ini ia sering makan sendiri dan itu sangat membosankan, sekarang Rendy merasa senang karena ia tak perlu makan sendirian.
Demam Rendy sudah menurun dan keadaan nya sudah lebih membaik, semuanya berkat mbak Zira yang mau merawatnya. Tetapi mbaknya itu tidak mengizinkan ia berangkat ke sekolah dan kantor hari ini. Bahkan tadi sandy yang berniat menjemput serta mengantarkannya langsung mendapatkan penolakan dari mbak Zira dan berakhir sandy yang di usir.
Mungkin siang nanti mbaknya akan pulang, jadi nanti malam ia bisa datang ke acara yang sangat-sangat ia nantikan. Bertemu kedua orang tuanya, Rendy tak sabar.
***
Rendy sudah siap dengan pakaian tuxedo nya. Sebentar lagi ia akan bertemu mama dan papa nya, Rendy sungguh sudah tidak sabar ingin bertemu mereka.
"Semoga hari ini nggak terjadi hal aneh."
Rendy mendudukkan tubuhnya di ranjang saat rasa pening tiba-tiba saja terasa begitu menyakitkan. Rasa nya sakit yang ia rasakan sekarang lebih sakit dari yang pernah ia rasakan, apa penyakitnya sudah sangat parah?
"Mungkin emang kondisi gue lagi kurang fit." Pikirnya.
Tok Tok
"Sebentar." Itu pasti Sandy yang menjemputnya. Masih ingat bukan jika Rendy sekarang tidak boleh membawa Mobil sendiri dan jika ia mau kemana pun harus Sandy yang menyetir.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M OKE
Teen FictionSelama ini Rendy selalu berharap dapat merasakan kebahagiaan itu lagi sebelum semuanya berakhir, Karena selama ini ia hanya dapat merasakan kesunyian, kesepian dan kekecewaan yang disebabkan orangtuanya. Disaat ia sudah diterbangkan tinggi-tinggi Ol...