28. pertanda atau hanya bunga tidur?

1.6K 164 33
                                    

Saat ini Dira sedang berada di hotel tempat penginapan mereka malam ini sebab sekarang mereka berada di luar kota. Aldy dan Dira langsung pergi begitu saja setelah mengurung Rendy di dalam gudang.

Sejak bangun tidur tadi perasaan Dira tidak karuan. Wanita itu gelisah dan mondar mandir tidak jelas. Hal itu tentu membuat Aldy merasa jengah dengan istrinya.

"Kamu kenapa?" Tanya Aldy beranjak dari tidurnya dan menghampiri Dira.

"Perasaan aku nggak enak mas."

"Memangnya kamu kepikiran apa, hmm?" Dira langsung memandang wajah suaminya.

"Aku kepikiran anak aku mas, perasaan aku nggak enak sedari tadi."

"Semua baik-baik saja" Aldy memeluk Dira mencoba memberikan kenyamanan, jika boleh jujur dirinya pun merasa tidak tenang.

Drttt drttt drttt

"Zira telfon mas."

"Angkat siapa tau penting." Dira mengangguk dan menekan tombol hijau.

"Pulang mbak, Rendy nunggu mbak sama mas Aldy disini." Terdengar suara Zira yang parau di seberang sana membuat Dira bingung sendiri.

"Kamu ngomong apa Zira? Mbak nggak ngerti. Memang Rendy kenapa?"

"Aku nggak bisa jelasin ini di telfon, sekarang mbak pulang Rendy nggak bisa nunggu lama."

"Mbak baru saja sampai Zira."

"Semua keluarga sudah kumpul di rumah hanya tinggal mbak dan mas Aldy."

"Mbak pulang sekarang atau mbak akan menyesal. Aku tutup telfon nya." Lanjut zira dan langsung menutup telfonnya.

Tut tut

"Ada apa zira menelfon mu? Tidak biasanya." Tanya Aldy yang sudah penasaran.

"Zira menyuruh kita pulang kalau tidak kita akan menyesal. Perasaan aku semakin nggak enak mas." Begitupun perasaan Aldy yang sekarang tidak karuan.

"Kita pulang sekarang."

***

Aldy dan Dira sampai di pekarangan rumah, dapat mereka lihat sebuah bendera kuning yang terpasang di sana. Perasaan mereka semakin tidak karuan.

Aldy dan Dira langsung berjalan cepat kedalam rumah tidak slow motion seperti di TV. Saat memasuki rumah mereka dapat melihat banyak orang yang sedang mengaji jangan lupakan pakaian mereka yang serba hitam.

Dira menatap Zira yang berada di pelukan  Nathan - suaminya, lalu Dira menatap ibu nya yang berada di pelukan sang ayah. Sedangkan mertuanya berada di pelukan Nasya - kakak iparnya dan Nara yang berada di pelukan Ardy, mereka semua menangis.

Dimana Rendy? Dimana anaknya.

Pandangan Dira teralih kearah gundungan yang tertutup kain panjang. Dira menatap mereka semua seakan bertanya 'siapa yang ditutup kain itu?'

"Mbak lihat sendiri." Ujar Zira datar dengan isakan yang belum berhenti. Nathan mencoba menenangkan Zira kembali.

Dira berjalan kearah gundungan kain itu lalu mendudukkan dirinya di samping. Menarik kain itu perlahan dan tanpa terasa air matanya mengalir begitu deras. Dira menggeleng ribut, ini tidak mungkin.

Seseorang yang berada digundungan kain itu adalah anak semata wayangnya sendiri - Rendy.

Dira langsung memeluk tubuh kaku anaknya dan menangis sedangkan Aldy masih terdiam kaku di sana, ucapan kemarin yang tidak sengaja ia keluarkan sekarang menjadi kenyataan. Sungguh Aldy tidak serius mengucapkan itu.

I'M OKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang