Zira berlari tergesa-gesa menuju ruangan tempat Rendy menjalankan Kemoterapi. Zira membuka paksa pintu ruang yang Rendy tempati.
"Mbak," Suara Rendy terdengar sangat lirih bahkan pemuda itu terlihat lebih pucat dan kesakitan.
Mendengar itu saja zira sudah dapat menebak bahwa saat ini Rendy tengah kesakitan.
"Kamu tahan ya, sebentar." Zira memasang sarung tangan dan dengan hati-hati ia melepas jarum infus yang terpasang di tangan Rendy.
"Bantu saya membawa Rendy ke ruang IGD." Suster yang berada di belakang Zira segera melakukan apa yang di perintahkan Zira.
"Baik, dok."
Mereka mendorong brankar Rendy menuju ruangan IGD karena Rendy harus mendapatkan penanganan lebih lanjut.
"Ren-dy?"
"Zira, Rendy kenapa dan mau di bawa kemana?"
"Mas Aldy? Ah aku akan menjelaskan nya nanti sekarang kondisi Rendy lebih penting." Zira langsung berlari mengikuti brankar Rendy meninggalkan Aldy yang masih di landa kebingungan.
Jantung nya berdegup dengan kencang, bukan pertanda jatuh cinta pandangan pertama tetapi rasa takut saat melihat kondisi Rendy yang terlihat jelas tidak baik-baik saja.
Aldy melihat sangat jelas bawa yang ada di brankar itu adalah anaknya - Rendy. Sebenarnya ini ada apa, Aldy tidak mengerti apa yang terjadi hari ini. Semuanya terjadi begitu saja atau dirinya yang tidak tahu menahu tentang ini.
***
Hari ini kevin dan Erika sudah berhasil menyekap Aditya atau Bimo setelah menyelidiki semuanya kemarin. Kemarin setelah Rendy pulang mereka langsung menyelidikinya dan langsung mengambil tindakan.
Mereka tidak hanya melakukan berdua saja, Erika meminta bantuan kakak sepupunya.
Kalian masih ingat Bagas? Pemuda itu adalah kakak sepupu Erika, dunia sempit sekali bukan? (Kalau kalian lupa bagas ada di Part 5.)
Masih ingat Ayla? Gadis yang naik bianglala sama Rendy di pasar malam. (Kalau kalian lupa ayla ada di Part 17.)
Ternyata Ayla itu pacar nya Bagas. Bagas sengaja melakukan itu karena ia ingin membuat Rendy tidak merasakan kesepian bukan bermaksud apa-apa, karena sadar tidak sadar semenjak kejadian Rendy mengembalikan motor itu Bagas selalu memantau kegiatan Rendy.
Bagas sudah menganggap Rendy seperti adiknya sendiri. Entah apa yang terjadi padanya yang membuat Bagas ingin sekali menjaga dan melindungi Rendy. Walau ia tidak bisa menunjukan nya secara langsung, ya seperti yang ia lakukan saat ini.
"Ini orang mati apa gimana sih? Lama banget bangun nya padahal kita bius doang itu juga dosis nya nggak tinggi jadi seharusnya dia udh bangun dong." Kesal kevin. Ia sudah tidak sabar menginterogasi si Bimo Bimo ini atau si Aditya Aditya ini.
"Mungkin dia lelah."
"Eh, anaknya si Bimo itu dimana bang?"
"Itu udh jadi urusan Ayla sama Erika, dia di bawah nanti dia bakalan ke sini kalau udh kita suruh."
"Bagus deh, semoga aja dia mau jawab jujur ya."
"Ya, semoga."
"Saya dimana?" Bagas dan kevin menoleh kearah dimana aditya palsu atau Bimo itu di ikat di kursi.
"Akhirnya bangun juga."
"Kalian siapa? Ini kenapa saya diikat kayak gini? Kalian mau apa?"
"Baru juga bangun dah banyak tanya aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M OKE
Teen FictionSelama ini Rendy selalu berharap dapat merasakan kebahagiaan itu lagi sebelum semuanya berakhir, Karena selama ini ia hanya dapat merasakan kesunyian, kesepian dan kekecewaan yang disebabkan orangtuanya. Disaat ia sudah diterbangkan tinggi-tinggi Ol...