42. Seburuk itu?

1.8K 194 55
                                    

Dimohon untuk sabar dan tidak emosi.
Happy reading guys!

***

Brak!

Bruk!!

Setelah kesekian kalinya Nathan - suami Zira mendobrak pintu kamar Rendy akhirnya pintu itu dapat terbuka. Zira langsung saja memasuki kamar Rendy tetapi ia tak melihat siapa pun, kamar Rendy kosong. Ia berjalan menuju kamar mandi siapa tau keponakan nya ada di sana.

"RENDY!" Zira langsung menghampiri Rendy yang sudah tergeletak di lantai kamar mandi. Wajah Rendy sangat pucat dan keningnya terluka juga terdapat darah mengering di sana, ia tak tau sejak kapan Rendy sudah tergeletak disini.

"Rendy, kamu denger mbak kan?" Rendy sebenarnya tidak pingsan tetapi tubuhnya saat ini sangat lemas, ia tidak memiliki tenaga untuk menjawab pertanyaan Zira.

"Mas, bantu aku bawa Rendy ke rumah sakit!" Nathan mengangguk, bersiap untuk mengangkat Rendy.

Nathan tercengang saat ia mengangkat tubuh Rendy, ringan sekali. Ah tidak seharusnya ia memikirkan itu sekarang, ia harus secepatnya membawa Rendy ke rumah sakit. Saat ini keselamatan Rendy lebih penting dari pada memikirkan hal lain.

"Mommy, kak Jo kenapa?" Gadis berusia 4 tahun itu menarik-narik baju Zira.

Naraya-sepupu Rendy atau anak dari Zira. Ya gadis kecil itu memanggil Rendy dengan nama tengahnya Jordan.

"Kak Jo nggak papa, sekarang Aya sama mommy ikutin daddy ya." Zira menggendong Nayara mengikuti Nathan dari belakang.

Zira berjalan terlebih dahulu membuka pintu mobil samping kemudi dan mendudukkan Nayara di sana. Lalu Zira membuka pintu belakang dan masuk ke dalam.

Nathan langsung membaringkan Rendy, kepala Rendy berada di pangkuan Zira. Tanpa berlama lama Nathan memasuki kursi kemudian dan mengendarai mobil dengan kecepatan di atas rata-rata.

Zira memberikan pertolongan pertama pada Rendy, setidaknya ini dapat sedikit membantu. Ia tak membawa alat lengkap untuk memberikan penanganan lebih lanjut pada Rendy.

Nayara berdiri dan menghadap kebelakang dagunya ia sandarkan di kursi. Menatap Rendy tidak tega yang Nayara tau saat ini Rendy sedang sakit dan ini pertama kalinya Nayara melihat Rendy sakit.

"Kak Jo jangan sakit Aya nggak suka liatnya."

"Nayara jangan kayak gitu nak, bahaya. Duduk yang bener."

"Iya mommy." Sesekali gadis kecil itu menghadap ke belakang untuk melihat kondisi Rendy. Tangan Nayara menggapai tangan Rendy, saat sudah mendapatkan nya gadis kecil itu menggenggam dua jari Rendy karena ia tak bisa menggenggam seluruh tangan Rendy.

"Tangan kak Jo dingin, Aya nggak suka. Tapi Aya nggak mau lepas, Aya mau nyemangatin kak Jo."

Rendy yang merasakan sebuah tangan kecil yang menggenggam dua jarinya tersenyum tipis. Ingin sekali ia mengatakan bahwa dirinya tidak apa-apa, tetapi rasa sakitnya membuat Rendy tidak mampu untuk berucap bahwa ia baik-baik saja.

"Mommy lihat kak Jo tersenyum."

***

Tak lama setelah mobil Zira pergi dari Perkarangan rumah mobil Aldy tiba, mereka tak sempat bertemu. Dira keluar dari mobil dengan menenteng martabak kesukaan anaknya. Rendy sangat suka martabak keju Dira sangat ingat itu.

Pasti Rendy sangat senang mendapatkan martabak ini, pikirnya. Dira langsung masuk begitu saja tanpa menunggu Aldy, ia ingin segera memberikan martabak ini pada anaknya.

I'M OKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang