3. Pengecut

2.5K 193 7
                                    

"Rendy!"

Rendy melihat ke belakang dan pemuda itu bernapas lega, ternyata itu om nya. Ia kira papa, habis lah riwayat nya kalau sampai itu papa. Ia tak mau dikurung di gudang lagi.

Pemuda itu mendekat kearah om nya berada dan mencium punggung tangan om nya itu.

"Kok om ada disini?"

"Ada kerjaan di jakarta tapi cuma seminggu aja." Ucap om Ardy kakak dari Aldy papa Rendy.

"Kamu dari mana?"

"Balapan om." Ucap Rendy. kalian mau tau kenapa Rendy bisa bilang jujur ke om nya?? Karena om nya lah yang mengajari ia balapan.

Om Ardy hanya mengangguk sudah biasa Rendy seperti ini. Anak itu sangat suka sekali balapan.

"Kak Nara sama tante naysa dimana om?" Tanya Rendy. Nara adalah kakak sepupu Rendy, anak nya om Ardy. Sedangkan tante Naysa adalah istri om Ardy.

"Mereka nggak ikut. katanya pengen kesini ketemu kamu tapi, kemarin habis ikut om kerja pasti mereka capek jadi nggak om izinin."

"Yah, padahal rendy kangen, takut nggak bisa ketemu om."

"Ngomong apa kamu itu, nanti deh kapan-kapan om ajak mereka kesini. Pasti mereka mau." Rendy mengangguk

"Yaudh kamu masuk ke kamar, ini sudah malam, tidak baik begadang terus. Lihat saja badanmu kurus kerempeng sekali sekarang." Lanjut om Ardy.

"Ideal om." Rendy cengengesan dan langsung menaiki anak tangga menuju kamar nya. Om Ardy hanya bisa menggeleng melihat kelakuan Rendy. Sama persis seperti adiknya-Aldy. Papa dan anak sebelas dua belas. Benar ya buah jatuh tak jauh dari pohonnya.

Sesampainya di kamar Rendy langsung merebahkan dirinya di kasur dan tetapi dirinya langsung bangkit saat teringat bintang.

Rendy berjalan kearah balkon kamarnya. Malam ini Rendy tidak menemukan satupun bintang karena cuacanya mendung sekarang dan benar tak lama hujan turun dengan derasnya. Untung ia sudah sampai rumah. Rendy langsung berjalan menuju ranjangnya.

Pemuda itu membuka room chatnya dengan wanita tersayangnya. Tetapi pesannya itu belum di baca sama sekali. Apa sesibuk itu mereka di sana sampai tidak bisa membalas chatnya?

"Sibuk banget ya ma?"

***

Sekarang mereka berada di kelas setelah tadi sepakat memasuki kelas dan kalian tau lah jika guru tidak masuk kelas pasti akan seperti apa?? ya benar seperti pasar. Dan hari ini guru yang mengajar tidak masuk karena putri nya sedang melahirkan dan ini adalah kesenangan tiada tara bagi kelas ini.

"Bang jono nggak pernah pulang sukanya kelayaban." Entahlah satya menyanyikan lagu apa. Dari pada gabut lebih baik nyindir teman sekelas. Pikirnya.

"Lo punya dendam apa sama gue Satbangsat." Ujar Jono tak Terima. Dirinya kan anak baik-baik sering kelayaban.

"Wah parah lo 'kan gue lagi nyanyi kalo lo tersinggung berarti sindiran gue tepat sasaran hahaha..."

"Satya bangsat oh satya bangsat uuuu oooo..." Jono malah ikut menyanyikan lagu untuk satya. Entah apa yang mereka lakukan tapi itu membuat seisi kelas terhibur.

Rendy menggeleng dengan tingkah satya mimpi apa dia punya sahabat seperti Satya. Tapi dengan seperti ini membuat persahabatan mereka semakin hangat.

"Mimpi apa gue punya temen kayak lo sat," Ujar Rendy di akhiri dengan kekehan.

"Mimpi indah ren karna lo punya temen yang ganteng, imut, lucu, baik hati dan tidak sombong."

"Pede gile,"

"Harus dong Ren, kalo gue nggak pede berarti bukan satya yang tampan tiada banding. Produk bonyok gue mah nggak pernah gagal."

"Gila sat lo ganteng banget sampe buat kelas ini suka sama lo,"

"Woiya jelas, babang satya yang tampan tiada tara ini di sukai banyak wanita."

"Pede banget lo sat, muka pas-pas aja aja bangga," Ujar Melly dan semua kelas ini tertawa benar apa yang dikatakan Melly.

"Semua wanita dan pria itu nggak ada yang jelek kecuali si Melly sama si jono tuh. Produk gagal bikinan emak bapaknya."

"Eh terbalik kali! lo tuh produk gagal bikinan bonyok lo anaknya jadi kecebong curut begini." Ujar Melly sinis, ia tak Terima di ledek satya seperti itu jadi dia balikan saja.

Sedangkan jono hanya melihat mereka bertengkar saja. Lagian percuma jika ia terus nimbrung pasti perdebatan ini tidak akan kelar.

***

Seperti biasa Rendy sedang menunggu bintang jatuh, matanya tak lepas dari langit malam ini. Banyak bintang bertaburan di angin malam ini.

Rendy masuk kedalam kamarnya dan mengambil gitar setelah itu ia kembali ke balkon, tadi ia lupa ingin membawa gitar eh malah langsung ke balkon.

Udara yang sejuk dapat membuatnya nyaman. Pemuda itu hanya memetik gitarnya saja tanpa niatan bernyanyi. Menurutnya ia bermain Gitar saja sudah membuatnya tenaga dan ia juga bingung mau menyanyikan lagu apa.

Rendy mengambil ponselnya di saku celana yang ia kenakan dan membuka room chat dengan mamanya.

Mama😇 : ma, Rendy Rindu kayak dilan gitu lho ma hehe, mama rindu gak sama Rendy? Eh jangan biar Rendy aja mama nggak akan kuat. oh iya ma sampein salam Rendy buat papa ya? Jangan lupa jaga kesehatan kalian, Rendy nggak mau kalian sakit.

Rendy tau bahwa chatnya tak akan di balas oleh mereka, mereka terlalu sibuk dengan berkas-berkas di sana. Menghubungi anaknya saja mereka lupa, yang ada dipikiran mereka hanya berkas, berkas dan berkas.

"Ma, kapan ya kita bisa kayak dulu lagi?"

Pemuda itu memejamkan matanya.
Pikirannya berkelana saat ia kecil dulu. Senyum yang dulu terlihat asli sekarang terlihat palsu. Canda tawa yang dulu ia rasakan sekarang hilang. Perhatian yang selalu ia terima kita tidak ia dapatkan lagi.

Mereka memang terkadang pulang tetapi saat di rumah pun mereka hanya memusatkan perhatiannya pada berkas. Pulang malam dan esoknya pergi, seperti itu terus. Entah apa yang mereka kejar sampai memberikan semua waktunya untuk pekerjaan.

"Ma, Rendy takut, sekarang rasa sakit itu selalu menemani Rendy. Rendy rasa sekarang Rendy nggak sesehat dulu lagi. Rendy pengen periksa diri Rendy ke rumah sakit, tapi, Rendy takut, pengecut banget ya Rendy? Gitu aja takut hehehe"

Rendy kembali ke kamarnya, karena jika ia berlama-lama diluar rasa dingin itu langsung menerpa tubuhnya dan entah kenapa ia tidak kuat menahan dingin itu.

***

Nggak jelas banget ya ceritanya hehe.

I'M OKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang