4. Isan?

2.1K 200 4
                                    


Setelah pulang sekolah Rendy langsung mengendarai motor nya, tetapi, ia melihat segerombolan orang sedang...entahlah ia tidak tau. karena rasa penasaran yang tinggi Rendy menghampiri orang-orang tersebut.

Mata Rendy membola saat melihat anak kecil yang sedang di keroyok oleh warga setempat. Dengan cepat Rendy berlari ke arah anak itu.

"STOP!!" Teriak Rendy emosi dan Rendy menarik anak itu dan ia sembunyikan di balik punggung nya. Dapat ia lihat anak itu ketakutan dan memeluk Rendy dengan sangat erat.

"K-kak to-long aku." Ucap anak itu lirih.

"Kamu tenang aja ya." Walau pun Rendy tidak tau anak itu siapa tetapi ia sebagai manusia yang memiliki hati, kasihan dengan anak malang ini.

"Kamu tidak usah ikut campur, berikan anak itu kepada kami, anak itu telah mencuri obat di apotek saya!" Ucap seorang bapak tua seperti nya ia pemilik apotek anak itu mencuri.

"Apa dengan ini anda akan mendapatkan uang dari obat yang dia ambil." Ucap Rendy menunjuk anak kecil tadi.

"Saya pikir tidak. Tetapi Dengan ini anda sama saja hampir membuat nyawa anak kecil ini melayang dan bisa saja anda yang akan masuk penjara karena membunuh anak kecil." Rendy mencoba berbicara sesantai mungkin.

"Tetapi dia telah mencuri!."

"Berapa harga obat yang dia curi?"

"20 ribu." Jawab bapak itu santai.

"Apa anda tidak berpikir di luaran sana koruptor bahkan pejabat mengambil uang miliaran rupiah tetapi tidak sampai di aniaya oleh warga, sedangkan dia." Rendy menunjuk anak kecil itu lagi yang ketakutan sekarang.

"Hanya mencuri 20 ribu saja anda keroyok dengan tidak berperikemanusiaan. Memang anda pikir dia mencuri bukan karena hal mendesak. Dan saya yakin jika dia memiliki uang pun pasti akan dia bayar. Tetapi karena dia tidak memiliki uang terpaksa dia mencuri."

"...Dan saya tau anak ini salah tetapi bukan dengan cara mengeroyoknya. anda bisa memberitahunya dan beri dia nasihat pasti dia akan mengerti. Sekarang silakan jika kalian ingin mengeroyok anak ini lagi." Rendy mendekatkan anak itu ke bapak tadi. Rendy Bukan bermaksud membenarkan bapak itu untuk mengeroyok anak ini. Tetapi, ia ingin tau apakah bapak itu sadar atas apa yang telah ia perbuat.

"Maafkan kami nak, seharusnya kami tidak melakukan tindakan tadi." Ucap bapak itu penuh penyesalan. Rendy bersyukur bapak itu mengerti atas apa yang telah ia ucapkan. Rendy mengeluarkan uang dari dompetnya dan memberikan uang itu kepada bapak tadi.

"Ini uang untuk membayar obat yang telah di curi dia."

"Tidak usah nak saya sekarang ikhlas."

"Terima saja pak." Ucap Rendy lalu memberikan uang itu ke bapak tadi.

"Terimakasih nak kalau begitu saya permisi dulu." Ucap bapak itu, berlalu dari hadapan Rendy dan anak tadi.

"Nama kamu siapa hmm?" Tanya Rendy lembut-selembut mungkin agar anak ini tidak ketakutan. Ia tau anak ini masih syok dan ketakutan.

"Na-ma saya Isan kak."ucap anak itu gugup dan ketakutan

"Kamu nggak usah takut ya." Anak itu mengangguk.

"Tadi kamu kenapa mencuri dan obat ini untuk siapa?"

"Aku terpaksa kak, bapak di rumah sedang sakit dan aku nggak punya uang buat beli obat terpaksa aku mencuri, aku nggak mau ditinggal bapak kak, karena sekarang hanya bapak keluarga aku satu-satu nya." Ucap Isan dan Isan sudah tidak ketakutan seperti tadi. Isan tau Rendy orang baik jadi ia tidak takut.

I'M OKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang