34. Pikun kah?

1.3K 139 10
                                    

Sudah hampir seminggu Rendy menjalankan apa yang diinginkan oleh papa nya dan jangan lupakan jika Rendy di skorsing, tugas yang diberikan guru pun harus Rendy kerjakan selama seminggu ini.

Sekarang rasanya untuk beristirahat sebentar saja sangat sulit untuk Rendy. Tidurnya pun tidak lebih dari 5 jam selama sehari. Sedangkan besok Rendy sudah kembali lagi ke sekolah, setelah nya Rendy akan ke kantor. Tak ada sedikit pun waktu bersantai untuknya.

Melelahkan bukan? Tapi, ingin mengeluh pun tak akan ada yang peduli. Takkan ada yang menghiraukan keluhan nya.

Rendy menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan, memijit pangkal hidungnya menghilangkan pening yang mendera. Menidurkan dirinya sebentar seperti nya tidak masalah.

Tak terasa Rendy tertidur kurang lebih selama 10 menit lamanya.

Rendy mengangkat kepala nya dan memandang bingung ke sekitarnya. Ia berjalan keluar dari ruangan yang tadi dirinya tempati.

"Kantor papa? Ngapain gue disini?" Tanyanya bingung. Memandangi orang-orang yang berlalu lalang disekitarnya dan mereka menunduk hormat.

Ini juga kenapa gue pake jas segala?

"Permisi pak, ada yang bisa saya bantu?" Sandy yang tadi lewat tidak sengaja melihat Rendy kebingungan langsung saja menghampirinya.

"Kamu siapa? Kok manggil saya bapak? Masih muda gini kok di panggil bapak ngada-ngada nih." Rendy jelas tidak Terima di panggil seperti itu, wajahnya ini baby face tidak cocok sekali di panggil bapak.

"Maaf pak, saya sandy asisten bapak, bapak lupa sama saya?" Ujar Sandy dengan raut terkejut terheran heran.

"Sandy? Asisten?" Butuh waktu untuk Rendy mengingat sampai akhirnya pemuda itu terkekeh membuat Sandy semakin bingung.

"Muka kamu bikin saya ngakak, komuk sekali, iya saya ingat kok, tadi hanya bercanda saja." Sandy hanya bisa tertawa canggung, masih bingung dengan situasi ini.

"Yaudah kalau gitu saya mau masuk ya?" Belum sempat Rendy membuka pintu ruangannya ucapan sandy dibelakang membuat Rendy terdiam kaku.

"Apa bapak baik-baik saja?" Selama beberapa saat dan tak juga mendapatkan jawaban, Sandy jadi merasa tidak enak hati.

"Ah maksud saya setelah ini jadwal bapak kosong, jadi bapak bisa pulang lebih awal hari ini."

"Wah benar kah?" Sandy mengangguk.

"Saya bisa pulang sekarang?" Dan lagi Sandy mengangguk.

"Bisa, pak."

"Oke oke terimakasih infonya."

Sandy masih berada di luar ruangan Rendy memandangi Rendy yang terlihat begitu bahagia. Senyumnya masih terpatri apik di wajah rupawan nya. Segitu senangnya kah Rendy karena bisa pulang lebih awal?

Sebenarnya masih ada beberapa berkas yang harus Rendy revisi lagi tetapi karena besok Rendy sudah harus kembali sekolah dan sepertinya dia juga membutuhkan istirahat. Jadilah Sandy sedikit berbohong. Untung saja berkas itu tidak harus segera di revisi.

***

"Akhirnya bisa bebas dari berkas-berkas sialan itu." Saat ini Rendy sedang berada di mobilnya. Ia membawa mobilnya membelah jalan ibu kota yang sangat padat ini.

Rendy keluar dari mobilnya dan berjalan menuju dimana anak-anak jalanan berada. Rendy sangat merindukan mereka, seperti nya sudah lama juga Rendy tidak berkunjung, mumpung ada waktu jadi Rendy menggunakan waktu ini untuk mengunjungi mereka.

I'M OKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang