Happy Reading guys semoga kalian suka ya sama part ini!
***
Saat ini Zira dan Rendy sedang membahas pengobatan apa yang akan Rendy lakukan nanti. Beberapa hari lalu Rendy bilang padanya akan segera melakukan pengobatan dan tadi pagi Rendy bilang ia sudah siap melakukan pengobatan, hal itu jelas membuat nya sangat senang.
"Operasi pengangkatan tumor adalah Pengobatan yang memiliki peluang sembuh lumayan besar, tetapi kemungkinan besar ingatan kamu akan hilang setelah melakukan operasi tersebut."
Rendy menggeleng, ia tak mau kehilangannya memori nya. Karena, bagi Rendy semua ingatan nya itu sangat berharga. Rendy banyak melewati rintangan yang tidak mudah dan Rendy bisa melewati nya itu suatu hal yang patut ia ingat sampai kapanpun.
"Aku nggak mau operasi mbak, kemoterapi bisa kan?"
"Bisa, tapi mbak nggak menjamin kemoterapi dapat menyembuhkan kamu. Kemoterapi hanya menghambat pertumbuhan kanker."
"Nggak apa, setidak nya itu memperpanjang kan?"
"Besok kita kemoterapi, kamu siap? Tapi sebelum itu kita lakukan pemeriksaan dulu." Rendy mengangguk. Lebih cepat lebih baik bukan?
"Mbak,"
"Ya?"
"Aku keluar sebentar boleh? Nggak akan lama."
"Kamu mau kemana?"
"Ketemu temen sebentar aja, boleh ya?"
"Tapi kamu udh merasa lebih baik kan?" Rendy mengangguk, rasa sakit nya tidak seperti kemarin.
"Yaudah, tapi ingat jangan lama-lama."
"Siap kapten!"
***
Rendy berjalan santai di Koridor rumah sakit masih ada waktu 1 jam untuk ia berjalan-jalan sebentar sebelum bel pulang sekolah berbunyi.
Mata Rendy tak sengaja melihat seseorang yang mirip sekali dengan orang yang saat itu meeting dengannya. Orang yang mengaku bahwa dirinya adalah pemilik perusahaan yang mengajak perusahaan nya bekerja sama.
Seingatnya nama orang itu Aditya. Ya, orang itu Aditya
Rendy tidak boleh gegabah dengan menghampiri orang itu begitu saja. Ia harus mengikutinya terlebih dahulu memastikan bahwa dirinya tidak salah. Ternyata ada guna nya menonton sinetron, ia jadi tau kalau kita bertindak gegabah malah membuat rencana kacau.
"Bimo akhirnya lo dateng juga, udh lama nggak ketemu. Gimana kabar lo, sehat?" Ujar seorang dokter yang sepertinya sudah sangat akrab dengan orang yang dipanggil Bimo tersebut.
Bimo? Bukannya nama orang itu Aditya, Rendy yakin sekali bahwa orang itu mirip dengan orang yang saat itu meeting bersamanya dan mengenalkan bahwa dirinya adalah Aditya.
"Aneh."
Untung saja Rendy membawa topi jadi ia bisa menutupi wajahnya. Rendy duduk di kursi tak jauh dari tempat orang yang bernama Bimo itu. Karena, jujur saja badan nya masih belum bisa di katakan membaik. Jika ia berdiri lama-lama yang ada dirinya pingsan dan rencananya akan hancur.
Sampai tak terasa 30 menit berlalu, orang yang bernama Bimo itu berdiri dan berpamitan pada temannya.
Rendy mengikuti orang itu dengan hati-hati, semoga saja orang yang mengaku dirinya Aditya itu tidak menyadarinya.
Sampai pada akhirnya Rendy sampai di parkiran rumah sakit, orang tersebut memasuki mobil dan pergi begitu saja. Rendy tanpa berlama-lama langsung mencari taksi dan menyuruh taksi tersebut mengikuti mobil hitam yang di kendarai Aditya atau Bimo ntahlah ia pun tak tau siapa orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M OKE
Teen FictionSelama ini Rendy selalu berharap dapat merasakan kebahagiaan itu lagi sebelum semuanya berakhir, Karena selama ini ia hanya dapat merasakan kesunyian, kesepian dan kekecewaan yang disebabkan orangtuanya. Disaat ia sudah diterbangkan tinggi-tinggi Ol...