RED: Rave Dihyan

7.4K 1.9K 148
                                    

RED: Rave Dihyan
--

"Salam kenal, aku Rave Dihyan."

Tanganku dijabat sebentar sebelum perempuan berkacamata di hadapanku ini mencari-cari ke saku kemeja, mengulurkan sebuah kartu nama. Aku menerima dan membacanya cepat.

Aku menyimpannya di saku belakang celanaku, "Haruskah kita pindah ke ruang rapat?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menyimpannya di saku belakang celanaku, "Haruskah kita pindah ke ruang rapat?"

"Uhm, sebenarnya di sini sudah cukup... aku menyiapkan berkas cetak," kata Rave.

"Okay, silakan duduk kembali." Aku mempersilakan sebelum menempati kursi yang berseberangan dengannya.

Rave duduk lalu menoleh ke tas tote di samping kursinya, mengeluarkan sebendel berkas yang sekilas kuhitung tidak lebih dari delapan lembar. "Sorry..." Rave menggeser minuman di meja.

"Hei, jangan," larangku ketika Rave akan mengelap jejak basah dengan kain lengan kemejanya yang kepanjangan. Aku menahan tangannya dan ganti mengelap jejak basah itu dengan sapu tanganku.

"Sorry," kata Rave lagi sembari menarik tangannya.

"Sebenarnya bukan masalah, tapi lengan kemejamu nanti basah." Aku mengelap meja, memastikannya kering sebelum mengantongi kembali sapu tanganku.

Rave menyodorkan berkasnya, "Ha... harus perkenalan ulang atau langsung saja?"

Pertanyaan itu membuatku mengulum senyum, teringat kali pertamaku harus presentasi. "Iya, bisa langsung dan santai saja... jika ada yang membuat kesalahan, itu adalah saya karena terlambat."

"O... okay, kemarin Pak Vido hanya berkata bahwa anggaran renovasinya enggak terbatas dan sebenarnya aku butuh memeriksa kondisi rumah kacanya secara langsung sebelum mengajukan rencana anggaran... tetapi berdasarkan beberapa foto yang kemarin beliau sertakan, ini adalah daftar perbaikan yang sepertinya harus dilakukan."

Aku membuka dan membaca berkas yang Rave siapkan.

Halaman pertama merupakan informasti tentang Plant & Flow, perusahaan konsultan pertanaman milik Rave Dihyan. Tampilan muka halaman website dan akun media sosialnya disertakan dalam berkas, dominan nuansa hijau dan memberi efek menyegarkan. Profil Rave tertulis di halaman berikutnya, riwayat pendidikan dan pengalaman kerjanya mengagumkan. Aku hanya sempat mencari tahu sedikit tentang green house renovation, karena itu agak asing dengan beberapa istilah yang Rave cantumkan dalam berkasnya. "Sensor soil installation, apa maksudnya itu?"

"Pemasangan sensor tanah."

Aku menyipitkan mata karena Rave tidak bicara lebih banyak, "Well, I know the meaning... maksud saya bisakah kamu menjelaskannya lebih rinci, kegunaannya untuk apa."

"Oh!" Rave mengerjap cepat sebelum mulai menjelaskan, "Sensor tanah yang ingin kupasang adalah jenis sensor deteksi kelembaban. Sensor untuk memantau tingkat kadar air pada tanaman. Aku juga akan menggunakan single chip sensor temperature untuk mengawasi suhu ruangan. Suhu ideal untuk rumah kaca enggak boleh lebih dari dua puluh delapan derajat."

LAVENDER ROSE (PUBLISHED by Karos Publisher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang