Epilog

14.1K 1.7K 356
                                    

Hallo semuanyaa, ini part terakhir Lavender Rose dan akan dihapus 1x24 jam sejak dipublish ... semoga masih cukup waktu yaa untuk para penunggu tamat menyelesaikan cerita ini, hohoho Terima Kasih banyak ♥️
||•||

Epilog

"Bapak sedang apa?" tanya Red sewaktu selesai berolah raga pagi dan melihat Pak Vido sedang berada di dalam rumah kaca, menggeser beberapa pot berisi tanaman mawar yang mulai kuncup.

"Ah, ini... pegawai yang kemarin membetulkan pembuka otomatis untuk jendela kaca lupa memindahkan kembali pot-pot mawarnya ke tempat semula." Pak Vido menunjukkan beberapa area rak tanaman yang memang kosong.

Red segera menyadari, "Benar juga." Ia beranjak mendekat untuk membantu.

"Nona Rave bilang sinar matahari pagi adalah yang paling baik untuk tumbuhan, terutama yang masih muda-muda begini," ujar Pak Vido sembari memindahkan dua pot lain, tersenyum ketika Red mengangkat pot berikutnya, tanaman mawar dalam pot itu kuncupnya sudah mulai membuka dan terlihat ada bakal warna keunguan yang cantik. "Lavender rose."

Red tersenyum, tahu bahwa sebagian besar koleksi tanaman mawar yang ada di rumah kaca ini merupakan hadiah dari Pak Vido, terutama bunga mawar ungu yang baru ia pindahkan. "Terima kasih, untuk apa yang sudah Bapak berikan... semua ini berharga sekali."

"Saya hanya membantu sedikit, teringat sewaktu masih sering membantu Tuan Besar untuk merapikan tanaman di rumah kaca ini. Beliau bilang, pasti menyenangkan jika ada lebih banyak bunga yang ditumbuhkan."

"Opa bilang begitu?"

Pak Vido mengangguk, "Ya, dahulu rumah kaca ini lebih banyak untuk menumbuhkan herba, atau koleksi tanaman yang didominasi keindahan warna dedaunan... sekarang, keduanya bisa berpadu dalam satu ruangan."

Kalimat itulah yang membuat Red mengedarkan pandangan ke dalam rumah kaca, menyadari pembagian area tanaman yang semakin jelas terlihat. Rave menyesuaikan setiap jenis tanaman dengan kebutuhan kelembapan, paparan cahaya matahari, hingga jenis pot yang digunakan. Saat ini tanaman yang ada di sana memang kebanyakan masih baru, bibit-bibit yang siap untuk tumbuh lebih besar, tetapi Red bisa melihat proyeksi pertumbuhan mereka, membayangkan bagaimana warna-warna kehidupan akan memenuhi rumah kaca ini.

 Saat ini tanaman yang ada di sana memang kebanyakan masih baru, bibit-bibit yang siap untuk tumbuh lebih besar, tetapi Red bisa melihat proyeksi pertumbuhan mereka, membayangkan bagaimana warna-warna kehidupan akan memenuhi rumah kaca ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terima kasih, karena waktu itu menemui Rave," ucap Red lalu menoleh pada kepala pelayan yang selama puluhan tahun bekerja untuk keluarganya.

Pak Vido mengangguk, senyumnya melebar seiring rasa senang tersurat di wajah tuanya. "Saya bersyukur melakukannya, terlibat dalam jalan takdir yang luar biasa untuk Tuan Muda."

Red tertawa, "Memang suatu takdir yang enggak terduga."

"Nona Rave bilang ... Lavender Rose adalah bunga symbol cinta pertama. Seseorang yang merasakan ketertarikan pada pandangan pertama, mendapatkan cinta pada pandangan pertama, menggunakan bunga ini sebagai buket untuk mengungkapkan perasaan." Pak Vido kemudian membetulkan kayu kecil bergrafir tulisan lavender rose yang digunakan untuk mengidentifikasi tanaman. "Lavender rose juga termasuk jenis mawar hybrid yang langka, warna ungu kadang disebut warna janda padahal oleh orang-orang zaman dahulu itu merupakan warna kemegahan, royalty dan keagungan."

LAVENDER ROSE (PUBLISHED by Karos Publisher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang