06. Pesta

8.6K 403 7
                                    

Cerita ini fiksi dan jika menemukan kesamaan cerita, nama tokoh, dan sebagainya itu adalah bentuk ketidaksengajaan. Mohon untuk jangan memplagiat, menyebarkan cerita tanpa izin atau menyebarkan cerita tanpa mencantumkan nama penulis. Ingat! Ini hanyalah cerita fiksi, jangan sampai terbawa perasaan ke dunia nyata.

Sebagai bentuk dukungan kalian bisa meninggalkan vote dan juga komentar.

Hari ini Allen sudah bisa keluar dari rumah sakit, luka-lukanya sudah mulai mengering

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Allen sudah bisa keluar dari rumah sakit, luka-lukanya sudah mulai mengering. Tangannya pun sudah baik-baik saja. Ia pulang dibantu dengan sahabat karibnya sekaligus kaki tangannya, Fabian Januarius Alta.

"Mau langsung ke rumah atau apartemen?" tanya Fabian seraya melangkah menuju parkiran dengan Allen di sampingnya.

"Rumah aja, gue udah kangen sama Airin," jawabnya dengan senyuman.

Allen tak sabar untuk bertemu dengan adik kesayangannya itu. Terakhir bertemu beberapa bulan yang lalu, itupun bertatap muka lewat video call.

"Nanti mampir dulu ke supermarket, gue mau beli makanan buat Airin."

Fabian menganggukkan kepalanya, mulai menjalankan mobilnya dan berhenti di supermarket terdekat. Laki-laki itu memilih menunggu di dalam mobil, sementara Allen masuk ke dalam supermarket.

Mengambil satu keranjang, Allen mulai memasukkan beberapa camilan ke dalam keranjang dan terakhir ia mengambil beberapa es krim. Tak lupa juga dengan marshmellow serta yoghurt kesukaan Airin.

"Keisha, tolong jaga kasir. Ada yang mau bayar!" teriak seorang perempuan berambut ikal, ia dengan tergesa-gesa masuk ke dalam toilet.

Allen menaruh barang belanjaannya, lalu seorang perempuan berambut hitam datang dengan memakai seragam kerjanya. Melihat perempuan itu membuat Allen tertegun, tubuhnya terasa membeku, degup jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.

Bagaimana bisa perempuan itu terlihat sangat mirip dengan mantan tunangannya? Mata, hidung, bibir, semuanya begitu sama. Bahkan dengan suaranya pun sama.

"Mas mau buka warung kecil-kecilan, ya, belanjanya banyak banget," kata perempuan itu dengan ramah.

Merasa tak ada jawaban ia mendongak, menatap heran ke arah Allen yang menatap dirinya tanpa berkedip. Tentu saja ia merasa risih dengan tatapan itu dan yang ada dipikirannya bahwa Allen tengah memikirkan yang tidak-tidak sembari menatapnya.

Perempuan itu tersenyum canggung, kemudian menghitung semua belanjaan Allen dengan cepat. "Semuanya jadi dua ratus lima puluh delapan, Mas."

Melihat Allen yang tak berkutik sedikitpun membuat dirinya semakin heran. "Mas!" panggilnya.

"Me-meisha," gumamnya pelan yang tak didengar oleh perempuan itu.

Aneh dengan tingkah pelanggannya yang terus-menerus menatapnya membuat ia kesal sendiri. Dengan kesal perempuan itu menggebrak meja kasir yang berhasil membuat Allen berjengkit kaget.

[V] NEVAN X.C || MY SWEET HUSBAND ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang