Menunggu beberapa menit di luar ruangan UGD, akhirnya dokter yang memeriksa keadaan Airin keluar juga dan dengan cepat Nevan bertanya. "Gimana, Dok? Istri nggak mengidap penyakit mematikan, 'kan?"
Dokter laki-laki berkacamata itu menatap Nevan dari atas hingga bawah. "Kamu nikah muda?" tanyanya tiba-tiba.
Mendengar itu Nevan mengernyit. "Dok, saya tanya gimana keadaan istri saya? Kenapa malah balik tanya?"
Menghela nafas, dokter itu membenarkan kecamatanya yang melorot. "Istri kamu nggak kenapa-napa, hal biasa kalau kram perut waktu hamil."
Nevan menghela nafasnya lega. "Alhamdulillah kalau nggak ada yang serius, teri--Apa, Dok? Hamil?"
Melihat reaksi Nevan, dokter itu bertanya. "Kamu nggak tahu?"
Laki-laki berinisial NXC itu menggelengkan kepalanya pelan. "Enggak, Dok. Kalau saya tahu, saya nggak bakalan nanya."
"Istri kamu hamil, usia kandungannya menginjak dua bulan. Karena usianya masih muda, kandungannya pun menjadi lemah. Saya saranin agar istri kamu banyak-banyak istirahat, jangan melakukan hal-hal yang berat, dan makan-makan yang bergizi. Satu lagi, jangan terlalu banyak pikiran dan stress. Nanti saya kasih vitamin, permisi!" Dokter laki-laki berkacamata itu pun pergi setelah menjelaskan semuanya kepada Nevan.
Nevan sendiri pun tak tahu harus bereaksi seperti apa, ia bahagia mendengar Airin hamil tapi di sisi lain ia juga merasa tak bahagia sebab menjadi penghambat masa depan perempuan itu. Ia menghela nafasnya, masuk ke dalam untuk menemui istrinya.
Terlihat perempuan itu meringis dan berusaha untuk mengambil posisi duduk, dengan cekatan Nevan membantu Airin.
"Kak Nevan, Airin kenapa? Airin nggak kena usus buntu, 'kan?" tanya perempuan itu dengan suara lemah.
Si suami menggelengkan kepalanya. "Enggak, kamu nggak sakit apa-apa. Cuma--"
Nevan duduk di pinggiran brankar, mendekatkan wajahnya ke telinga perempuan itu seraya mengelus perut Airin. "Di sini ada dede bayi, kamu hamil, Airin," bisiknya.
Mendengar itu Airin membulatkan matanya terkejut, menatap Nevan dengan tak percaya. "Beneran?" tanyanya untuk memastikan.
"Iya, beneran." Nevan menjawab dengan menganggukkan kepalanya.
Airin tidak tahu harus mengatakan dan berekspresi seperti apa, perempuan itu malah menangis sembari memeluk Nevan. Nevan sendiri pun menenangkan perempuan itu, melihat Airin yang sebahagia ini membuat Nevan merasa lega.
"Jangan nangis, dong, nanti dede bayinya ikutan sedih," ujar Nevan.
Melepaskan pelukan itu, Airin dengan cepat mengusap air matanya. "Kak Nevan bener, Airin nggak boleh nangis, nanti dede bayinya ikutan nangis."
Nevan tersenyum, mengangguk singkat dengan tangan mengusap pelan puncak kepala istrinya. Akan tetapi, mendengar pertanyaan Airin membuat Nevan ingin menghilang rasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[V] NEVAN X.C || MY SWEET HUSBAND ✓
Teen FictionBagaimana pemuda dingin ketua geng motor itu memperlakukan istri polosnya? HIGH RANGKING anakgengmotor #1 cintasma #1 goodboy #8 hamilmuda #5 polos #4 lovestory #2