33. Musuh dalam Selimut

4K 231 16
                                    

"Airin kenapa bisa diculik? Tadi aku udah nyuruh buat jangan pulang malam, tapi kalian masih ada di mall jam tujuh malam?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Airin kenapa bisa diculik? Tadi aku udah nyuruh buat jangan pulang malam, tapi kalian masih ada di mall jam tujuh malam?"

Febby menatap Nevan dengan takut-takut. "Sebenarnya jam lima sore kita udah mau pulang, tapi Airin malah maksa buat pergi ke mall. Daripada Airin nangis aku turuti aja kemauan dia."

Saat tahu Airin diculik, Nevan langsung menghubungi inti Drave. Kebetulan inti Drave sedang nongkrong bersama inti Earth, jadinya inti Earth juga ikut.

Zean menghela nafasnya, "Oke, sekarang bukan saatnya buat marah-marah. Febby, lo jelasin waktu kejadian Airin diculik."

"Waktu itu kita mau pulang, gue izin dulu buat ke toilet. Pas balik dari toilet gue lihat Airin ditarik-tarik sama dua orang, gue udah berusaha buat selametin dia tapi gue malah di dorong. Tuh, siku gue sampe berdarah." Febby menunjukan sikunya yang sudah diobati.

"Mereka pake mobil Van warna hitam," lanjutnya.

"Gue yakin ini penculikan berencana, kalau emang mereka cuma mau minta uang tebusan, kenapa sampe sekarang mereka nggak ada hubungi kita?" Galang bersuara dengan menebak-nebak.

Reval menganggukkan kepalanya setuju, "Kita nggak bisa cari Airin kalau nggak punya titik terang."

"Kira-kira siapa yang culik dia?" Gabril bertanya-tanya.

"Coba kita inget-inget, apa Airin punya musuh?" tanya Galang.

Davian menghela nafasnya, "Cewek polos kayak Airin mana mungkin punya musuh."

"Ada!" Reval menggebrak meja membuat semua orang berjengkit kaget.

"Ilona! Dia 'kan nggak suka banget sama Airin, dia juga yang jebak Airin sama Nevan waktu di pesta ultahnya," tambahnya.

"Bener, tuh. Ayo sekarang kita temuin, tuh, nenek lampir." Davian mengangguk-anggukkan kepalanya setuju.

"Febby, lo di rumah aja. Biar kita yang cari Airin."

Inti Drave dan inti Earth pun bergegas menuju ke rumah Ilona dengan mengendarai motor masing-masing. Sesampainya di sana, mereka disuguhkan dengan Ilona yang sedang mengecat kukunya di teras rumah.

"Wah, ada apa ini? Rame-rame datang ke rumah gue, mau seserahan?" tanyanya dengan santai.

"Airin mana?" Tanpa basa-basi Nevan langsung bertanya.

Ilona mengerutkan keningnya bingung, "Kenapa nanya sama gue? Seharusnya lo tahu, dia 'kan suka nempel sama lo."

"Lo nggak usah pura-pura nggak tahu, deh," sahut Reval.

Gadis itu terkekeh tak percaya, ia berdiri sembari berkacak pinggang. "Heh! Mau Airin di mana sama siapa itu bukan urusan gue, ngapain lo pada nanya sama gue? Gue nggak tahu dia di mana!"

"Lo serius nggak tahu Airin di mana? Lo enggak nyulik dia, 'kan?" Kali ini Zean yang bertanya.

"Kurang kerjaan banget gue nyulik, tuh, cewek. Denger, ya, seengak sukanya gue sama dia, gue nggak mungkin sampe ngelakuin hal keji kayak gitu. Mending kalian cari di tempat lain, di sini kagak ada Airin. Gue nggak tahu apa-apa soal Airin!" Setelah mengatakan itu Ilona masuk ke dalam rumahnya, jangan lupakan dengan membawa seluruh koleksi cat kuku miliknya.

[V] NEVAN X.C || MY SWEET HUSBAND ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang