05. Mati Lampu

8.3K 392 5
                                    

Cerita ini fiksi dan jika menemukan kesamaan cerita, nama tokoh, dan sebagainya itu adalah bentuk ketidaksengajaan. Mohon untuk jangan memplagiat, menyebarkan cerita tanpa izin atau menyebarkan cerita tanpa mencantumkan nama penulis. Ingat! Ini hanyalah cerita fiksi, jangan sampai terbawa perasaan ke dunia nyata.

Sebagai bentuk dukungan kalian bisa meninggalkan vote dan juga komentar.

Sebagai bentuk dukungan kalian bisa meninggalkan vote dan juga komentar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nevan menyeringai, menatap datar ke arah ketua Earth--Galang. Pemuda itu turun dari atas motor seraya melepaskan helmnya, sontak saja hal itu disambut dengan sorakan dari para anggotanya.

"Malam ini lo cuma lagi kebetulan beruntung aja, lain kali gue bakal kalahin lo," ucap Galang si ketua Earth dengan penuh penekanan.

Dengan santai Nevan membalas. "Percuma, yang ada buang-buang waktu. Mau berapa kali pun lo akan tetep nggak akan bisa melewati garis finish lebih dulu."

Galang mengepalkan kedua tangannya kuat, menatap Nevan dengan tatapan permusuhan. "Lo akan bertekuk lutut sama gue! Gue nggak akan pernah lupa dengan lima anggota Earth yang kalian bunuh!"

"Hadeuh, dasar lo keturunan beruk! Lo punya kuping kagak, sih? Perlu banget gue ulang sampe ratusan kali soal itu, hah!" Lama-lama Reval kesal sendiri, ditambah lagi muka songong Galang semakin membuatnya kesal.

"Positif thinking aja, mungkin telinganya udah satu tahun belum dibersihin, jadinya congek," celetuk Davian.

"Cabut!" Nevan bersuara, kemudian pergi dari arena balapan.

Ia masih memiliki urusan, yaitu menjaga Airin. Pemuda itu melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Ia khawatir jika tiba-tiba Airin terbangun karena haus, gadis itu pasti tidak akan berani mengambil air minum sendiri ke dapur. Sementara para pelayan pasti sudah pada tidur di kamar masing-masing.

Ngomong-ngomong, para pelayan tinggal di gedung yang berbeda. Gedung berukuran lumayan luas dengan difasilitasi seperti rumah serta beberapa kamar agar pelayan-pelayan bisa beristirahat dengan nyaman di malam hari. Dan semuanya akan sudah stay di gedung itu sedari pukul delapan malam. Gedung itu berada di belakang rumah utama.

Nevan turun dari atas motornya tepat di depan gerbang rumah Allen, ia mengernyit sebab seluruh rumah begitu sangat gelap. Tiba-tiba seorang satpam datang dengan membawa senter, satpam itu berkata bahwa ada beberapa kesalahan pada kabel listrik, secepatnya akan ia perbaiki.

"Airin," gumamnya dan dengan tergesa-gesa ia masuk ke dalam rumah mewah itu.

Tepat di depan pintu kamar Airin, Nevan bisa mendengar suara isak tangis. Ia yakin kalau suara itu dihasilkan oleh Airin.

Allen pernah memberitahukan kepada Nevan kalau Airin tidak suka gelap, gadis itu akan terbangun dari tidurnya jika mati lampu. Jika Airin terlalu lama dalam situasi gelap, gadis itu akan merasakan sesak.

[V] NEVAN X.C || MY SWEET HUSBAND ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang