Chapter 3

20.9K 560 6
                                    

Varel semalaman tak pulang kerumah, habis dari club bersama temannya ia kembali ke markas dan tidur di markas, kemudian bersiap-siap berangkat ke sekolah.

Sementara Zania baru di keluarkan dari gudang setelah Kenia berangkat sekolah.

Dan pada akhirnya Zania telat dan mejalani hukuman membersihkan toilet sekolah.
Setelah selesai Zania kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran. Namun di jam pertama guru melarang Zania memasuki kelas.

"Heh Lo!" Suara itu mengangetkan Zania yang beridiri di depan kelas.

Zania menoleh ke belakang mencari sumber suara itu, ternyata itu adalah Varel bersama ketiga temannya.

"Lo ga lupa kan sama perjanjian seratus hari jadi babu gue?" Tanya Varel pada Zania.

"Iya, gue ingat" ucap Zania cuek.

"Sekarang gue minta Lo beli air mineral terus bawa ke rooftop gedung IPS" pinta Varel.

"Hah?" Kaget Zania.

"Kenapa? Ga mau? Atau mau di keluarkan dari sekolah?" Tanya Varel.

"Iya-iya" Zania kemudian berlari menuju kantin untuk membelikan air mineral.

Setelah dari kantin, Zania menuju Rooftop gedung IPS. Zania berlari dengan sedikit ngos-ngosan karena Zania tidak di perbolehkan menggunakan lift, Zania di suruh menggunakan tangga darurat.

Sesampainya di Rooftop Zania melihat Varel dan temannya yang sedang menghisap Rokok yang ada di tangan mereka.

"Ini minumnya" Zania menyodorkan botol Aqua sedang pada Varel.

Belum sempat Varel meraihnya dari tangan Zania, kemudian Zania langsung terjatuh dan pingsan.

"Lah dia kenapa?" Tanya Noval kaget.

"Woii!" Ucap Varel membangunkan Zania menggunakan kakinya.

"Dia pingsan anjrit" ucap Agus.

Seketika semuanya kaget melihat banyaknya tanda merah yang ada di tubuhnya. Varel mencoba mengingat di mana Ia bertemu Zania di belakang sekolah dan tak sengaja Varel juga melihat banyak lebam di tubuhnya. Karena itu Zania selalu menggunakan cardigan tipis untuk menutupi bagian tubuhnya yang memerah.

Langsung saja Varel menggendong tubuh Zania ala bridal style menuju ruangan UKS untuk di rawat.

Temannya yang lain menunggu di depan ruangan sementara Varel ikut berada di ruangan.

"Dia kenapa?" Tanya Varel pada perawat.

"Sepertinya Magh nya kambuh dan dia juga kelelahan" ucap perawat itu.

Varel hanya mengangguk pelan.

"Kalo boleh tau luka lebam di tubuhnya karena apa ya?" Tanya Perawat pada Varel.

"Saya juga ga tau, saya cuma nolongin dia aja" jawab Varel.

"Baiklah kalau begitu, sekarang tinggal menunggu dia sadarkan diri baru di beri makan dan teh hangat" ucap perawat.

Varel sudah menyuruh temannya untuk membelikan bubur di kantin beserta teh hangat.
Beberapa saat kemudian Zania sadar. Ia kaget ketika melihat dirinya sudah berada di dalam ruangan.

"Sadar juga Lo" ucap Varel.

"Di mana ini" Tanya Zania sambil melirik seisi ruangan.

"Di neraka!" Ketus Varel.

"Ckk, Lo bawa gue ke sini?" Tanya Zania.

"Ya iyalah siapa lagi kalo bukan gue" jawab Varel sedikit menyombongkan dirinya.

VARELZA (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang