Setelah semua acara selesai dan sudah ada yang pulang. Malam ini Varel dan Zania masih menginap di hotel begitu juga kedua orang tuanya.
"Varel, Zania, perusahaan papa berikan buat kalian dan Varel akan papa ajarkan tentang bisnis dan cara mengelola perusahaan, kalian bebas memilih perusahaan, mall, apartemen dan lainnya, pilih salah satu yang ingin kalian kelola, itu nantinya kalian akan mempunyai penghasilan sendiri dan Varel bisa menafkahi keluarga" ucap Keyzi.
"Iya pa, untuk saat ini kami ingin memilih mengurus mall aja pa" jawab Varel.
"Baik lah kalo gitu nanti akan papa urus" balas Keyzi.
"Malam ini kalian sudah bisa tidur bersama" ucap Rendi.
"Hah!" Kaget Varel dan Zania secara bersamaan.
"Kenapa? kalian udah nikah ya wajar aja, Kalo pun kalian mau bersentuhan itu tergantung kesepakatan kalian, kalian mau punya anak sekarang atau nanti itu kami serahkan kepada kalian" ucap Nia.
Sementara itu Varel dan Zania saling bertatapan satu sama lain.
"Iya wajar aja, kalian masih muda kami maklumi kok, kami ga minta cucu sekarang" ucap Keyzi.
Varel dan Zania langsung kaget ketika Keyzi mengucapkan kata cucu, mereka baru saja menikah dan kini orang tuanya mengatakan cucu
"Udah lah, kalian pasti capek mending istirahat deh" ucap Rendi.
Sementara Varel dan Zania masih bengong satu sama lain.
"Heh kok ngelamun" ucap Nia.
"Eeemm i-iya ma" balas Zania gugup.
"Istirahat sana kalian pasti capek banget hari ini" ucap Nia.
"Iya ma" balas Varel tersenyum kecil.
Kemudian mereka memasuki kamar hotel yang sudah di dekorasi ala pengantin begitu juga tempat tidur banyak mawar merah dan ada 2 handuk yang di buat menjadi angsa.
Zania langsung menuju kamar mandi sementara Varel hanya duduk di ranjang sembari memainkan ponselnya.
"Duh gimana ini" Zania panik dan gemetar.
"Jadi aku beneran udah nikah?"
"Malam ini tidur bareng?"
"Ih gue takut, masa iya ini malam pertama?"
"Gue ga mau" pekik Zania dalam hati.
"Gue harus gimana nih"
"Aaa mama"
"Oke aku bakal keluar, tapi nanti harus gimana"
"Oke Za kamu pasti bisa, tarik nafas dan buang" batin Zania.
Zania keluar dari kamar mandi kemudian berpura-pura untuk membersihkan tempat tidur yang bertebaran bunga mawar.
Mereka berdua saling berdiam diri, tak ada satu kata yang mereka bicarakan.
"Anjing, kenapa gue jadi kaku gini sih" batin Varel.
"Gue harus ngapain anjir"
"Mau ngomong apa?"
"Astaga Varel kok nyalinya jadi ciut sih"
"Ga boleh lemah, harus bisa" Varel menyemangati dirinya sendiri.
Setelah membersihkan tempat tidur Zania melanjutkan skincare malam.
"Za, menurut kamu gimana? Mau sekarang apa tunggu kamu siap?" Tanya Varel memecahkan keheningan diantara mereka.
"Apanya?" Tanya Zania heran sekaligus kaget tiba-tiba Varel bertanya padanya.
"Ya kamu tau sendiri lah, ini kan malam pertama kita tidur bareng" ucap Varel tanpa ragu.
"Emm jangan dulu deh, istirahat aja yuk" balas Zania sedikit gemetar.
"Yaudah, kalo itu mau kamu" balas Varel tersenyum.
Akhirnya Zania merasa tenang tanpa harus memikirkannya. Zania menghampiri Varel di atas ranjang.
"Lampunya matiin ya" ucap Varel.
"Iya" balas Zania singkat.
Kini hanya tersisa lampu tidur, karena kalau semua lampu dinyalakan akan terlalu silau dan menganggu tidur mereka.
Zania tidur membelakangi Varel dan sebenarnya Zania sangat gugup tak tau harus berbuat apa lagi.
Varel langsung masuk ke selimut kemudian memeluk Zania dari belakang, sontak Zania langsung kaget atas perlakuan Varel."Aku ga nyangka kamu bakal jadi istri ku" gumam Varel.
"Aku juga ga nyangka hubungan kita akan berakhir di pernikahan" balas Zania.
"Putar balik dong, masa suaminya di belakangi" ucap Varel.
Zania langsung membalikkan badannya menghadap Varel. Jarak di antara mereka sangat dekat sehingga membuat Zania gugup, jantungnya berdetak kencang dan darahnya berdesir hebat, begitu juga Varel ia merasakan hal yang sama, mereka saling bertatapan satu sama lain tanpa berbicara.
Varel mengelus rambut Zania pelan kemudian mengecup kening Zania singkat.
"First kiss nya aku ambil sekarang ya?" Varel meminta izin pada Zania sementara Zania hanya mengangguk pelan.
Zania gugup ia mengepal kedua tangannya di dada Varel. Varel langsung mengecup singkat bibir Zania. Varel mengenggam tangan Zania lalu membawa Zania ke pelukannya.
Varel kembali mengecup bibir Zania, kali ini Varel mulai membuka mulutnya dan bermain di bibir Zania. Zania perlahan membuka bibirnya pelan dan Varel berhasil melumat bibir Zania dengan pelan.
Zania merasakan kembali jantungnya berdetak kencang dan darahnya berdesir hebat, ia belum pernah merasakan sesuatu yang seperti ini begitu juga Varel.
Permainan di antara mereka berlangsung cukup lama sehingga Zania menghentikan permainannya karena Zania tak bisa bernafas dengan baik.
"Sorry" ucap Varel.
"It's okay" Zania membalasnya dengan senyuman.
Kemudian mereka berpelukan dengan erat."Aku sange" bisik Varel ditelanga Zania.
Seketika Zania langsung kaget dan reflek memukul lengan Varel dengan kencang.
"Aww sakit sayang" balas Varel kemudian mengelus lengannya.
"Sorry, sakit banget ya" balas Zania langsung duduk dan mengelus lengan Varel.
"Nggak kok" balas Varel kemudian Varel menarik Zania kedalam pelukannya.
Kemudian suasana menjadi hening kembali, mereka hanya diam dan saling menatap satu sama lain.
"Kamu degdegan ya?" Tanya Varel.
"E-enggak kok" jawab Zania dengan terbata.
"Buktinya aku bis rasain detak jantung kamu yang berdetak ga karuan" ucap Varel.
"Ihh" Zania memukul lengan Varel.
"Cup" Varel kembali mengecup bibir Zania.
Entah perasaan apa ini, mereka juga tidak mengetahuinya, gugup, takut, enak dan nikmat menjadi satu, dan membuat mereka ketagihan.
Dan permainan pun di mulai.
~VZ~
Sambung next part

KAMU SEDANG MEMBACA
VARELZA (END)✔️
Teen Fiction21+ 🔞⚠️ free gif 😌 (semua cerita lengkap) "Hei kamu! Jangan bunuh diri! Aku tau pasti kamu lagi banyak masalah, tuhan akan marah jika kamu sampai nekat lakuin hal ini" teriak Varel. Zania menoleh ke arah samping menatap anak laki-laki yang seumura...