InsyaaAllaah, Zelian 3 akan konstan 2 hari sekali lagi, bestie hihihi. (setidaknya selama saya liburan sampe akhir Januari).
Jadi, selalu tekan bintang dan tinggalkan dukungan, ya 😊 Biar kapal Zelian apa Danata apa Daileen bisa makin banyak penumpang 👉👈
Saya usaha ngetik, kalian juga usaha jadi tim sukses hehehe.Selamat menikmati :)
******
"Permisi, Dok."
"Anda ... mau apa kemari?"
"Gak apa-apa." Renata menaikkan bahu. "Ibunya Dokter titip bentar katanya. Beliau sedang mengurus administrasi."
Damian pun menghela napas pelan. "Keluar saja. Saya tidak perlu dititipkan seperti anak kecil."
"Sampai ibunya Dokter ke sini, saya gak boleh pergi katanya."
"Terus Anda menurut saja?"
"Amanah itu berat pertanggungjawabannya."
Ingin sekali Damian mengomel pada Tita. Apa-apaan mamanya itu pakai menyuruh Renata untuk menungguinya? Seperti yang kenal dekat saja. Damian tahu Tita pergi untuk menemui orang yang sudah menolongnya, tetapi hal ini ... di luar dugaannya.
Di sisi lain, sedaritadi jantung Renata memompa cepat. Ia banyak-banyak berdoa dalam hati agar Damian tidak memulai perang dengannya. Sungguh, apa yang dikatakannya memang benar. Jika bukan atas permintaan Tita, Renata juga sebetulnya agak risih jika disuruh menunggui orang terluka yang menyebalkan seperti Damian.
Namun, di saat yang sama, Renata sendiri juga jadi penasaran dengan sifat asli Damian.
Apa ia harus mengabulkan permintaan Tita dan mencoba berteman dengan Damian?
Siapa tahu dengan lebih saling mengenal, Damian tidak akan bersikap menyebalkan lagi padanya, bukan? Sisi positif lainnya, mendapat kawan baru juga tidak terlalu buruk. Namun, ada sisi negatif dari alternatif tersebut yang membuat pundak Renata terasa begitu berat.
Bagaimana caranya ia bisa berteman dengan Damian?
Bagaimana bisa ia menyusup masuk ke kehidupan Damian?
Memikirkannya saja sudah membuat pusing duluan. Renata mungkin memiliki gelar spesialis kejiwaan. Namun, dalam prakteknya, teori tidak selamanya terbukti berhasil. Ada kendala-kendala yang bahkan buku termahal pun tidak membahasnya. Di sinilah ketulusan, kreativitas, dan inisiatif diperlukan.
"Dok, saya duduk, ya?"
Damian hanya melirik sebentar sebelum membuah wajah ke sisi lain.
"Dokter Damian kenapa anti banget sama saya?" tanya Renata memberanikan diri. Harus ada titik mulai dari segala proses, kan?
"Jangan terlalu percaya diri."
"Oke, saya ganti pertanyaannya. Kenapa Dokter Damian anti sekali bersosialisasi dengan rekan kerja sendiri?"
"Karena saya anti-sosial."
Renata mengepalkan tangannya di paha. Tarik napas yang dalam.... Keluarkan....
"Kata ibunya Dokter, Dokter Damian itu gak selalu seperti ini dulu." Kini, topiknya mulai melaju ke arah sensitif. Renata sendiri tidak tahu mengapa dirinya malah jadi memancing Damian.
Dan, nampaknya, usahanya berhasil. Pria itu langsung menoleh tidak suka padanya. "Apalagi yang Mama katakan pada Anda?"
"Some things.... Beliau bercerita cukup banyak. Nampaknya, ibu Anda merasa sangat tertekan dengan kondisi Anda saat ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Z̶e̶l̶ian 3: Definisi Sempurna
General Fiction"Bagi saya, kamu itu definisi sempurna." ***** Itulah yang dulu Damian Arka Narendra--seorang dokter bedah digestif berusia 35 tahun--sering katakan kepada mendiang istrinya. Kata-kata itu tidak pernah menjadi omong kosong belaka karena di mata Dami...