44. The Revelation

8.5K 940 501
                                    

Sebelum membaca, mohon perhatikan baik-baik bentuk gantungan kuncinya. Ini esensial supaya kalian paham dan gak bingung atau menerka-nerka bentuknya.

BTW, BESTIE, INI TEMBUS 4K WORDS LOHH 🎉🎉🎉 PASTIKAN KOMEN KALIAN JUGA PANJANG PANJANG SEPANJANG CHAPTERNYA YAAAH heheheheheh.

Baca sambil rebahan.

Selamat menikmati :)

******

Ervin Williams


📌 Location shared
16.00 WIB

Damian menatap sendu pesan di ponselnya. Jam menunjukkan pukul 3 pagi. Kepalanya sungguh pening. Mata pria itu sembab dan rasa lelah menguasai tubuhnya akibat menangis hingga tertidur. Selama ini, dengan sombongnya Damian selalu berpikir bahwa ia akan baik-baik saja selama Zelina kembali dalam keadaan hidup-hidup. Ia tidak mempermasalahkan jika buah hatinya tidak selamat, bahkan terlalu jarang memperdulikan hal itu karena fokusnya hanya Zelina seorang.

Damian kira, dirinya sudah mengikhlaskan kepergian buah hatinya sejak lama, yang penting istrinya selamat.

Namun, mengetahui bahwa Nara sedang mempersiapkan acara pengajian untuk anak-anak mereka.... Kenapa Damian kembali hancur?

Kenapa rasa sakit akibat kehilangan buah hati itu baru menyerangnya sekarang?

Rasanya, Damian seolah ditarik kembali ke masa-masa duka setelah kepergian Hifza. Bedanya, kali ini sakitnya lebih berlipat-lipat. Tak hanya merasa kepedihan akibat kehilangan tiga buah hati sekaligus, jiwa Damian juga diam-diam berduka karena kehilangan sosok wanita yang ia cintai meskipun raganya masih ada.

Dia ... tidak mengenali wanita itu lagi.

Hati Damian dicabik-cabik tanpa ampun tadi malam hingga ia kewalahan dan tidak bisa menjaga matanya untuk tetap terbuka. Tita yang menjadi saksi bagaimana hancurnya Damian hingga air mata pria itu masih mengalir kala ia tertidur. Damian yang selama ini begitu dewasa sudah terlalu lelah menopang beratnya dunia. Sampai-sampai tadi malam, Tita merasa seperti melihat Damian kembali menjadi putra kecilnya, yang ketakutan dan meringkuk akibat mimpi buruk.

Damian sendiri sudah tak peduli dengan citra pria yang harus kuat dan tidak boleh menangis. Damian rela tidak dianggap pria sejati daripada kehilangan sisi yang membuatnya manusiawi. Sama seperti wanita, pria juga hanya manusia biasa yang memiliki perasaan. Mereka juga bisa merasa sakit non-fisik.

Mengapa masyarakat sangat mengecam pria yang menunjukkan perasaannya? Apakah mereka tidak tahu jika orang-orang banyak yang mati hati karena terlalu sering mengabaikan perasaannya sendiri?

Jika semua pria tidak pernah menangis, bagaimana bisa mereka belajar untuk menenangkan dan mengerti perasaan pasangannya saat mengalami hal yang sama?

Dengan menyuruhnya bungkam?

Lantas, apakah kebisuan menjadi arti bahwa semua masalah sudah selesai?

Tidak.

Menangis memang tidak akan menyelesaikan masalah. Namun setidaknya, meluapkan emosi dengan menangis saat ini dapat membuat kita terhindar dari masalah yang bisa saja datang saat otak dan hati sudah tidak kuat lagi untuk memendam di masa depan. Terhindar dari menyakiti orang-orang yang kita sayangi tanpa kendali saat diri meledak-ledak tak tentu batasan.

Z̶e̶l̶ian 3: Definisi SempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang