Halo, Bestie 🙂
Pengumuman. Update cerita ini bakal dirubah sistemnya, ya. Biasanya dua hari sekali. Tapi, saya ganti jadi tiga hari sekali atau seminggu dua kali. Karena jujurly, setelah melihat jadwal semester 6 ini, pengin nangis aja rasanya 🙂
Mana langsung ada tugas lagi baru sehari masuk juga 😭
Selamat menikmati :)
*****
Hari ke-3 Renata berusaha berteman dengan Damian....
"Selamat pagi, Dokter."
Innalillaahi--
"Dok. Kalau ada yang sapa itu, hendaknya dijawab. Basic attitude."
Mimpi apa Damian semalam? Baru juga bersyukur karena kemarin tidak bertemu Renata. Eh, hari ini sudah disuguhi rekannya saja pagi-pagi.
"Ayo, Dok. Jangan curang, dong. Saya, kan, lagi usaha ini."
Sambil berjalan ke arah lift, Damian pun melirik Renata dan menghela napas. "Pagi," sapanya balik, ogah-ogahan.
"Dokter hari ini jadwal di Bina Raga sampai jam berapa?" tanya Renata seraya memasuki lift yang sama dengan Damian.
"Lupa."
"Sampai jam makan siang, gak?"
"Entah."
"Dok, saya boleh minta keringanan, gak?"
Damian mengerutkan dahi. "Apa?"
"Kita, kan, gak setiap hari ketemu di rumah sakit.... Boleh, gak, kalau hari yang dihitung usaha itu--"
"Tidak."
Ekspresi Renata langsung berubah masam ketika Damian memotong perkataannya. Aduh, susah sekali memang berhadapan dengan pria yang satu ini. "Saya minta yang lain, boleh?"
"Tidak."
Renata pun mengerucutkan bibir dan menghembuskan napas berat. "Ya, sudah kalau gitu. Tapi, kita harus makan siang bersama, ya?"
"Tidak."
"Jangan curang, dong, Dok. Mana bisa berteman kalau kita sehari hanya ngobrol di waktu seperti ini saja? 10 menit juga gak sampai. Orang yang gak ogah-ogahan kayak Dokter pun susah berteman kalau segini durasi pertemuannya," keluh Renata sebal. "Harusnya ada quality time buat ngobrol supaya bisa kenal lebih dekat."
Bertepatan dengan itu, pintu lift pun terbuka. Bukannya merespon Renata, Damian justru buru-buru keluar menuju ruangannya sementara Renata menatap punggung pria itu nelangsa. Tuhan, jika bukan karena ibunda dari Damian yang meminta, plus rasa penasarannya sendiri, Renata ingin menyerah saja rasanya.
Damian memang tidak mendorongnya menjauh sekarang, tetapi pria itu menarik diri lebih keras.
*****
Hari ke-4 Renata berusaha berteman dengan Damian....
Mama
Dam. Mama lupa kasih tahu
Mama udah tanya sama mahasiswa yang kemarin jual perkedel
Katanya, dia ambil perkedel dari kakaknya yang reseller frozen food.
Nah, kakaknya ini gak mau kasih tau ambil pasokan perkedel dari mana. Tapi, kalau mau pesen lagi, chat aja nomor dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Z̶e̶l̶ian 3: Definisi Sempurna
Ficção Geral"Bagi saya, kamu itu definisi sempurna." ***** Itulah yang dulu Damian Arka Narendra--seorang dokter bedah digestif berusia 35 tahun--sering katakan kepada mendiang istrinya. Kata-kata itu tidak pernah menjadi omong kosong belaka karena di mata Dami...