Halo, Bestie!
Selamat hari Minggu dan selamat bergemas ria menunggu kelanjutannya hihi.
Selamat menikmati :)
*****
"Bu Dok. Gimana kabar ayahnya sekarang?"
"Alhamdulillah, Ayah baikan, Ai." Renata tersenyum kecil. "Dia sudah sadar setelah dioperasi. Tapi, masih di ICU."
"Di Bina Raga?"
"Altheya. Ayah akan dirawat di sana sampai sembuh."
"Oh.... Karena dibantu si Brengsek itu, kan?" Aileen tersenyum genit di seberang telepon. Renata sudah menceritakan semua tadi malam.
"Ai, kurasa dia sudah gak brengsek," kekeh Renata. "Kamu bisa berhenti memanggilnya seperti itu. Dia punya nama yang bagus, tahu?"
"Damian, kan? Ah, sampai aku menemuinya dan tahu bagaimana dia aslinya, panggilannya dariku akan tetap si Brengsek, Bu Dok. Itu nama yang keren," timpal Aileen bangga, membuat Renata tertawa pelan.
"Kamu memang ... sesuatu, Ai."
Aileen terkikik pelan. "Aku tahu. Oh, iya. Apa ayahnya boleh dijenguk, Bu Dok? Nanti aku ke Altheya. Sekalian imunisasi Sofia aja di sana."
"Eh? Kamu mau jenguk?"
"Iya. Aku gak mau biarin Bu Dok hadapin ini sendirian. Teman macam apa kalau gitu?"
Hati Renata menghangat karena perkataan Aileen. "Tapi, Ayah belum dipindahkan ke ruang rawat, Ai. Yang jenguk masih terbatas sekali," jawab Renata sembari berjalan ke ruang praktiknya di Bina Raga. Pagi ini, ia ada pelayanan pagi. Barulah nanti siang menggantikan ibunya menjaga Hartono di Altheya.
"Ya, gak apa-apa. Yang penting aku ketemu, Bu Dok, sih. Kali aja, Bu Dok butuh dipeluk. Kan, single. Belum tentu mingle sama si Brengsek."
"Ai...! Ya, ampun!" Renata berseru tak percaya, lantas tertawa di ruangannya. Bisa-bisanya Aileen berpikir seperti itu.
"Bu Dok. Ayolah. Gimana? Jadi, bisa jenguk atau gak, nih?" tanya Aileen keras kepala.
"Mhm.... Oke. Aku akan ke Altheya setelah beres praktik hari ini. Saat jam makan siang."
"Deal! Aku akan book imunisasi untuk Sofia dari sekarang dan siapkan makan siang. Jangan dulu makan! Sampai bertemu beberapa jam lagi, Bu Dok!"
Dengan demikian, panggilan mereka pun selesai. Renata memakai snelli di ruangannya dan bersiap untuk menerima pasien pertamanya hari ini. Seorang pasien wanita yang sudah pernah beberapa kali konsultasi padanya.
Ketika pintu diketuk, Renata pun menyiapkan wajah ramahnya dan berkata, "Silahkan masuk."
*****
Di lain tempat, selepas bertelepon dengan kawannya itu, Aileen pun bersiap untuk berangkat kerja. Salah satu hal paling menyenangkan dalam menjalankan bisnis keluarga adalah peraturan yang tidak terlalu ketat.
Ervin selalu membolehkan dirinya untuk bekerja sambil membawa Sofia dan datang agak telat sedikit. Terutama jika sang Mami sedang tidak bisa membantu menjaga Sofia karena mengurusi bisnis lewat perangkat elektronik dari rumah. Beliau memiliki usaha ekspor makanan Indonesia ke toko-toko Asia di Inggris.
Lagipula, sudah ada karyawan yang memang bertugas membuka dan menutup restoran sehingga pekerjaan Aileen lebih ringan. Sebagai seorang dosen di salah satu universitas dan pemilik dari beberapa bisnis restoran di Jabodetabek, Ervin sudah terbiasa untuk hidup fleksibel. Waktunya dibagi-bagi sebaik mungkin sehingga efektif dan efisien. Ervin juga tidak memberlakukan jam kerja ketat bagi Aileen karena dia lebih suka dengan prinsip bahwa semua pekerjaan selesai lebih cepat atau tepat waktu. Tidak masalah kapan dan bagaimana dilakukannya. Ervin pokoknya terima laporan beres dan hanya akan mengadakan evaluasi sekitar sebulan sekali atau dua kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Z̶e̶l̶ian 3: Definisi Sempurna
Fiction générale"Bagi saya, kamu itu definisi sempurna." ***** Itulah yang dulu Damian Arka Narendra--seorang dokter bedah digestif berusia 35 tahun--sering katakan kepada mendiang istrinya. Kata-kata itu tidak pernah menjadi omong kosong belaka karena di mata Dami...