35. Heavy Heart

5.6K 589 439
                                    

Haii, Bestie!

Maaf baru sempet update. Baru rada-rada mendingan ini. Tugas sama kondisi Miil gada akhlak kemarin-kemarin, jadi susah nulis wkwk.

Oh, iya, kalian kalau flu biasanya sembuh pake obat apa? Soalnya, saya kurang cocok sama yang sekarang (Miil bisa aja, sih, search di google, tapi takut sama unsur marketing jadi gak objektif 🙂 jadi mending nanya rekomendasi berdasarkan pengalaman wkwk)

Selamat menikmati :)

******

"Bagaimana? Mempelai sudah siap? Bisa dimulai?"

Damian melirik Renata. Wanita itu mengangguk pelan. Maka, dengan berat hati, pria itu pun ikut melakukannya. "Bisa," jawabnya susah payah, lantas menjabat tangan sang penghulu entah dorongan dari mana.

"Bismillaahirrahmaanirrahiim. Saya nikahkan dan kawinkan engkau ananda Damian Arka Narendra bin Dani Narendra dengan Renata Putri Hartono binti Hartono Suwirdjo dengan mas kawin seperangkat perhiasan 50 gram dibayar tunai."

Bibir Damian bergetar. Tatapan seluruh keluarga dan tamu-tamu undangan tertuju padanya yang tak kunjung mengucap janji sakral itu. Keringat sudah mulai bercucuran di pelipisnya, tetapi sepatah kata pun tak kunjung keluar.

"Dok...?" bisik Renata. Ekspresinya mulai berubah dari gugup menjadi khawatir.

Damian pun menutup mata erat dan menghela napas. Mungkin, jalannya memang sudah harus seperti ini. Semoga saja, mendiang istrinya tidak kecewa di alam sana.

"S-saya ... terima nikah dan kawinnya--"

Brak!

Suara pintu terbuka tiba-tiba saja membuat semua mata kini tertuju pada seseorang yang berjalan masuk dengan menggebu-gebu. "Gini kelakuan kamu di belakang aku?!"

"Z-Zel?" Damian masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Satu taun, Dam!" seru Zelina murka seraya menunjuk dada Damian. "Aku baru gak ada satu taun dan kamu udah berani cari pengganti aku?! Gampang banget kamu ingkarin janji kamu sama aku!"

"Zel, saya tidak bermaksud--"

"Kamu sama aja kayak Papa dulu! Gak setia! Aku benci kamu!"

"Zel! Saya b-bisa jelaskan...." Damian mulai kelabakan. Antara rindu, marah, dan frustrasi campur aduk dalam dirinya. "Ini semua b-bukan mau saya--"

"Tapi, kamu gak nolak sama sekali!" sergah Zelina emosi. "Aku gak tau kenapa Tuhan bisa pasangin aku sama orang gak berpendirian kayak kamu...." Zelina tertawa getir. "Tapi, aku seneng Tuhan pisahin kita karena kamu adalah kesalahan terbesar di hidup aku!"

Tidak ada kata yang bisa menggambarkan betapa hancurnya hati Damian saat ini. Wajahnya langsung pucat pasi. "T-tidak.... Zel, jangan berkata seperti itu...."

Wanitanya tidak menggubris. Iris mata mahoni itu terlalu merasa dikhianati untuk mendengar. Dengan satu lirikan tajam, dirinya pun melangkah pergi. Meninggalkan Damian yang tidak bisa bergerak mengejarnya sama sekali.

"Zel...."

"Zelina!"

"Jangan pergi!"

Napas Damian memburu ketika matanya terbuka lebar dalam satu hentakan. Keringat membasahi tubuhnya. Jantungnya bahkan berdegup sangat kencang.

Kejadian tadi terasa begitu nyata. Namun syukurlah, semua hanya mimpi belaka. Damian sampai heran bagaimana bisa ia bermimpi menikahi Renata.

Ya, ampun. Apa karena wasiat Raras?

Z̶e̶l̶ian 3: Definisi SempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang