Mengakhiri Masa Lalu

932 119 11
                                    




"Kiran," sapa Wira yang sudah menggandeng Zain di depan toilet mall itu.

"Eh, Mas, Zain udah selesai mainnya?" tanya Kirana.

"Kamu kenapa?" tanya Wira.

Kirana menatap Wira dengan kening berkerut. "Kenapa Mas?" tanyanya. "Aku nggak kenapa-napa," jawabnya.

"Kita makan ya?" ajak Wira.

Kirana mengangguk. Ia pun langsung meraih tangan Zain yang satunya dan mereka berjalan beriringan. Di dalam hatinya, Kirana masih kepikiran pada Lingga. Pesan itu membuatnya teringat akan lukanya selama ini. Namun Kirana tidak ingin hanya karena masa lalunya itu ia kehilangan momen bahagia dan kebersamaan bersama Zain dan Wira saat itu. Ia pun langsung melupakannya.

Setelah makan bermain menemani Zain, makan malam bersama, akhirnya mereka pun pulang. Wira mengantar Kirana ke rumah kontrakannya.

"Makasih ya Mas," ucap Kirana.

"Aku dan Zain yang berterima kasih karena kamu sudah mau menemani kita jalan-jalan hari ini," ucap Wira.

"Makasih Miss," ucap Zain.

"Sama-sama Sayang," sahut Kirana mengusap kepala dan pipi Zain dengan lembut. Tak tinggal senyuman tulusnya itu di wajahnya.

"Jadi besok kamu berangkat ke kampung?" tanya Wira.

Kirana mengangguk.

"Aku dan Zain antar?" tanya Wira.

"Nggak usah Mas, nanti Mas dan Zain kecapean, lagian lusa, Mas, Zain, Ibu dan Bapak juga bakal ke tempat Kiran kan, jadi kasihan kalau bolak balik," jelas Kirana.

"Kamu yakin?" tanya Wira.

"Iya Mas, nggak apa-apa kok, aku biasa pulang sendiri." Kirana meyakinkan.

Wira pun mengangguk. "Okelah, kita pulang dulu, ya. Zain salim Miss-nya," ucap Wira.

Zain langsung mengulurkan tangannya untuk menyalam Kirana.

"Bye Miss, Assalamu'alaikum, thank you for to day," ucap Zain.

Kirana kembali tersenyum. "You are welcome, Sayang. Bye... Waalaikumsalam," sahut Kirana. Ia pun menatap Wira setelah menyalam Zain.

"Kita pulang dulu ya, kamu hati-hati, kabari kalau ada apa-apa. Sampai jumpa di pelaminan," ucap Wira terkekeh.

Kirana pun tertawa canggung. Lalu ia mengangguk.

"Yaudah Mas dan Zain juga hati-hati ya," sambungnya pula.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Wira dan Zain pun meninggalkan Kirana.

"Bye!" Kirana masih sempat melambai pada mereka yang sudah berada di dalam mobil.

***

Usai sholat isya, Kirana mengadu pada Sang Pencipta yang Maha Agung. Ia menyampaikan semua keresahan hatinya akibat Lingga yang tiba-tiba menghubunginya.

"Ya Allah, aku sudah jauh meninggalkan masa lalu itu. Engkau tahu bagaimana aku berjuang untuk memaafkan diriku sendiri, untuk melawan semua rasa sakitku dan untuk mengikhlaskan dan melupakan itu semua. Aku mohon ya Allah, jauhkan aku dari segala kemungkinan buruk. Izinkan aku menjalani pernikahan yang baik dengan Mas Wira," lirih Kirana. Tanpa terasa air matanya berdesakan keluar hingga menghujani pipinya.

Saat Kirana selesai dengan doa-doanya, handphone-nya pun kembali berbunyi. Nomor yang sama dengan yang mengirim pesan tadi. Kali ini nomor itu memanggil Kirana. Seketika Kirana mematung. Ia tidak ingin berhubungan lagi dengan Lingga.

AFTER 40 DAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang