Abi keluar dari ruangan Kirana setelah ia mendengar semua kisah dan ceritanya. Ia meneguk ludahnya kelat sambil berderai air mata. Sungguh, Abi tidak menyangka kalau Kirana mengalami semua itu. Ia menangis sesenggukan di ruangannya."Ya Allah, kenapa sakit ini selalu datang pada orang-orang yang aku sayangi dan cintai. Sekarang, aku harus bagaimana ya Allah?" lirih Abi. Ia menekan keningnya lalu menghela napas.
Sebagai laki-laki, Abi sangat malu mendengar apa yang sudah Lingga perbuat pada Kirana. Sebagai laki-laki, Abi pun tidak bisa menyalahkan Wira. Tidak semua orang bisa kuat menerima kenyataan di hari kemudian. Dan sebagai laki-laki yang masih mencintai Kirana, ia merasa sangat hancur mengetahui semuanya.
Abi ikut bersedih membayangkan Kirana. Ia benar-benar kalut. Terlebih Kirana tidak ingin keguguran. Ia tidak ingin menjalani pengobatan sedangkan kanker yang ia alami sudah sangat buruk.
Tidak ada pilihan lain, Abi langsung mendatangi rumah Wira saat itu juga. Tidak sulit baginya untuk mencari alamat Wira.
***
"Assalamualaikum..." Abi memanggil di depan rumah Wira.
Wira keluar dari rumahnya dan menemui Abi di depan rumahnya. "Waalaikumsalam," sahutnya. Ia menatap Abi dan ingatannya sangat kuat.
"Dokter Abi?" tanya Wira, memastikan.
Abi tersenyum simpul dan mengangguk.
"Boleh saya minta waktunya?" tanya Abi.
"Ada apa ya Dok?" tanya Wira.
Abi terdiam karena belum tahu harus memulai dari mana.
"Silakan duduk," ucap Wira pula, mempersilakan Abi duduk di depan rumahnya itu.
"Makasih," ucap Abi. Ia pun duduk.
Tanpa membuang waktu dan membuat Wira bertanya-tanya, Abi langsung buka suara.
"Aku ke sini ingin menceritakan tentang seorang wanita yang luar biasa kuat," ucap Abi. Hatinya mulai meremang karena mengingat Kirana dan semua yang Kirana curahkan padanya.
"Apa maksud Dokter?" tanya Wira.
"Ini tentang Kirana, dengarkan ini Pak Wira, sebelum Bapak menyesal," lanjut Abi.
Wira membuang wajahnya. Ia memang marah dan tidak terima pada kebohongan Kirana, namun hatinya tidak kuat untuk menceraikannya.
"Ini tentang seseorang yang sudah kucintai sejak masih SMA. Tapi, aku terlalu ambis. Kupikir dengan memendam perasaan waktu itu adalah cara terbaik agar kami berdua sukses untuk melanjutkan studi masing-masing.
"Saat kuliah, aku pikir mungkin tidak ada salahnya untuk mulai mendekatinya dan jujur tentang perasaanku. Nyatanya hatinya sudah jatuh pada seseorang. Aku pun mundur."
Wira menatap Abi. Ia tidak bisa menebak akan ke mana ujung dan akhir dari cerita dokter yang menemuinya tersebut.
"Aku sudah mencapai cita-citaku, Pak Wira. Tapi, hatiku belum menggapai seseorang yang aku cintai itu. Saat aku kembali mencaritahu tentangnya, aku tahu dia ternyata sudah dekat dengan seorang duda yang mapan, baik dan sangat pengertian. Aku bisa bilang seperti ini karena aku melihat langsung bagaimana Pak Wira mencintai Kirana dan berbahagia saat mengetahui Kirana hamil," jelas Abi.
"Dia bukan hamil anakku," lirih Wira yang putus asa.
Abi tertawa getir dan geleng kepala.
"Saat sedang emosi, kita memang bisa berpikir hal buruk apa saja, Pak Wira. Tapi, Pak Wira coba dengarkan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER 40 DAYS
RomanceKirana Syahla hidup dalam bayang-bayang masa lalu. Ia sudah melangkah maju namun benang kepahitan masih mengikat kakinya dan menjerat langkahnya. Hal itu yang membuatnya selama ini takut membuka hati. Sampai akhirnya ia bertemu dengan seorang anak b...