H-3 Pernikahan

940 120 7
                                    

H-3 Hari pernikahan Kirana dan Wira. Semua sudah disiapkan oleh keluarga Kirana. Dan saat ini Kirana tengah membagikan undangan pada tentor lain tempatnya mengajar, khususnya pemilik bimbel, Bu Vanin.

"Jadi, selama ini?" Bu Vanin ternganga karena benar-benar terkejut dengan undangan yang ia terima.

"Sekaligus saya minta cuti lagi Bu," ucap Kirana. Ia mengangguk tersenyum.

"Kok bisa? Maksud saya kok Bu Kirana nggak cerita-cerita? Jadi selama ini benar Bu Kirana dekat dengan Pak Wira, Ayahnya Zain?" tanya Bu Vanin.

Kirana lagi-lagi mengangguk. "Maaf Bu Vanin, bukan bermaksud menyembunyikan dari Bu Vanin, tapi memang perkenalan saya dan Pak Wira terbilang singkat. Awalnya saya juga tidak yakin, tapi perlahan hati saya terbuka dan Pak Wira juga tidak ingin membuang-buang waktu, semua memang terbilang cepat Bu," terang Kirana panjang lebar.

"Masya Allah, saya ikut senang mendengarnya Bu Kiran. Silakan ambil cuti semau Bu Kiran, saya sangat mendukung!" serunya ikut bahagia. Ia menggenggam tangan Kirana karena ikut bahagia mendengarnya.

"Makasih Bu Vanin, maaf kalau selama ini saya selalu menghindar jika Bu Vanin mencoba mengungkit masalah perjodohan atau kedekatan saya dengan orang lain, jujur saat itu saya memang belum siap membuka hati, saya selalu menghindar untuk membahas hal-hal yang belum pasti," terang Kirana lagi.

"Apapun alasan Bu Kiran, saya maklum Bu, tapi jujur sekarang saya senang mendengar kabar ini, ditambah selama ini saya juga ikut senang melihat keakraban Ibu dengan Zain, semoga lancar ya Bu Kiran, jadi keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah," ucap Bu Vanin.

"Aamiin," sambut Kiran. Ia memeluk Bu Vanin dan Bu Vanin pun memeluknya.

***

Sore itu setelah bimbel selesai, Kirana keluar dari gedung bimbel. Hari ini Zain memang tidak ada kelas, sehingga ia tahu Wira tidak mungkin datang ke bimbel. Namun ternyata dugaannya itu salah. Saat ia menaiki motornya, justru ia mendengar suara Zain berteriak memanggilnya.

"Miss Kiraaan!" panggil Zain, turun dari mobil dan berlari mendekati Kirana. Ia berlari dan melebarkan kedua tangannya ingin memeluk Kirana.

Kirana membalik badan dan ia terkejut. "Zain," sapanya. Ia juga menatap Wira yang turun dari mobil dan juga berjalan ke arahnya.

"Zain ngapain ke sini?" tanya Kirana.

"Mau ketemu kamu." Wira menjawab pertanyaan Kirana.

Kirana tersenyum, alisnya turun dan bertanya, "Kenapa Mas?"

"Nggak kenapa-napa, memangnya kita nggak boleh ketemu kamu?" tanya Wira yang sudah berdiri di hadapan Kirana. Zain sudah memeluk Kirana.

"Bukan gitu Mas, maksudnya..." tanya Kirana.

"Zain minta jalan-jalan," ucap Wira.

"Tapi aku ini harus pulang kampung Mas, kan pernikahan kita..."

"Tinggal tiga hari lagi," lanjut Wira, memotong lalu melengkapi kalimat Kirana. "Nanti aku dan Zain antar kamu," usul Wira.

"Kemalaman Mas," ucap Kirana.

"Yaudah kamu pulangnya besok pagi," saran Wira lagi.

"Aku bilang Om dan Tante dulu, Mas, takutnya mereka nungguin aku, soalnya aku udah bilang kalau aku pulang hari ini," ucap Kirana.

"Nggak usah, aku sudah bilang," terang Wira.

"Mas udah bilang? Mas ngehubungin Om, Tante?" tanya Kirana.

"Kayaknya kalau aku jadi muridmu, aku keburu jantungan," ucap Wira.

Kening Kirana berkerut. "Lho, kenapa Mas?" tanyanya.

AFTER 40 DAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang