16. Di Anterin Nanon

828 155 29
                                    

∆ HAPPY READING ∆

Kini lelaki mungil itu sedang berdiri di depan pintu rumah seseorang yang tadi menyuruhnya kemari.

Tangannya yang hendak memencet bel rumah tampak ragu. Ia terdiam sejenak lalu mengurungkan niatnya dan hendak berbalik. Namun suara pintu terbuka dan panggilan menghentikan niatnya.

"Oi Mon," Panggil orang itu. Mendengar namanya di panggil, lelaki mungil itu pun membalikkan badannya dan menatap Frank yang kini berdiri di depannya.

"Mau ketemu Nanon kan?" Tanyanya. Chimon hanya mengangguk. Memang Frank dan Nanon saudara kembar sudah tidak menjadi rahasia lagi.

"Ayo masuk, nunggu di dalem aja. Tadi dia keluar sebentar kayaknya." Ujarnya menyuruh agar Chimon masuk. Lelaki itu pun menurut dan ikut duduk di ruang tamu.

"Nanon pas di ajarin susah gak?" Tanyanya. Ia memang mengetahui bahwa Chimon yang menjadi guru les kembarannya itu.

"Engga kok."

"Btw, lo sering kan di ganggu dia? Gue minta maaf ya?" Ujar Frank tak enak. Apalagi mendengar kabar bahwa waktu Chimon pingsan saudaranya itu sama sekali tak ada niatan membantu.

"Engga kok, dia baik. Cuma ya aku nya yang salah." Jawab Chimon sambil tersenyum tipis. Frank pun mengangguk.

"Ekhem." Deheman seseorang mengganggu obrolan mereka. Dia Nanon yang berdiri di sana dengan wajah tak enak di lihat. "Kalian belajar aja, gue ke kamar." Ujar Frank. Ia tau, Nanon tak suka ada keberadaannya di sini. Chimon mengangguk.

Sedangkan Nanon, lelaki itu tak memberikan respon apapun dan langsung duduk di hadapan Chimon.

Chimon mengeluarkan buku yang ada di tas nya. "Mau belajar apa?" Tanya Chimon yang masih sibuk mengambil pulpen.

"Terserah." Jawaban Nanon membuatnya menghela nafasnya. "Fisika ya?"

"Hm."

Chimon mulai menjelaskan materi kepada Nanon. Sesekali lelaki mungil itu mencuri pandang ke arah Nanon yang tampak memperhatikan penjelasannya tak seperti waktu itu.

"Eh udah jam setengah enam, aku pulang dulu ya." Ujar Chimon ketika melihat jam di dinding. Ia sungguh tak sadar jika sudah sore.

"Den, makannya udah bibi taroh di meja ya. Maaf soalnya bibi ada urusan jadi masak jam segini. Bibi pulang dulu." Ujar Bi Ijah ketika melewati ruang tamu.

"Iya bi gapapa," Jawab Nanon. Chimon tersenyum ramah dan di balas oleh Bi Ijah.

"Kalo gitu aku pulang juga ya, itu tugasnya juga di kerjain besok aku liat." Ucap Chimon dan hendak melangkah.

Namun suara Frank yang mendekat menghentikan langkahnya. "Makan dulu aja, Mon. Dari tadi gak istirahat kan." Ucapnya ketika kini sudah di hadapan Chimon berdiri.

"Eh engga usah, aku pulang aja." Tolaknya tak enak. Lagi pula sudah jam segini dan nanti jam 7 ia harus ke kafe untuk bekerja shift malam.

"Gak ada penolakan, ayo makan. Lo juga Non." Nanon tak peduli. Lelaki itu masih fokus dengan hp nya.

"Nanti kapan-kapan aja, aku duluan ya?" Chimon hendak melangkah namun kembali terhenti. "Jam segini udah jarang ada angkot lewat."

Chimon diam berpikir, apa yang di katakan Frank ada benarnya juga. "Non, anterin Chimon balik."

Nanon yang mendengar namanya di panggil menatap Frank tak suka. "Kenapa harus gue?" Tanyanya dengan nada ketus.

"Kan Chimon ngejarin lo, bukan ngajarin gue. Udah sana anterin atau gue bilangin bokap?" Ancamnya. Ini yang tak di sukai Nanon. Frank selalu saja mengancamnya.

Chasing You Nanon KorapatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang