13. Nasi Goreng

796 147 55
                                    

Chimon, lelaki mungil itu sedang berkutat dengan pisau di dapurnya. Rencananya pagi ini ia akan memasak nasi goreng untuknya dan Win sarapan dan juga untuk membawakan Nanon bekal.

"Awh," Ringisnya ketika tidak sengaja pisau itu malah mengenai jarinya. Dengan cepat ia membasuh jarinya ke wastafel. "Aduhh perih." Darah terus mengalir. Dan untuk tangan yang di perban, Chimon sudah melepasnya kemarin. Sangat tidak nyaman jika di bungkus perban.

Setelah di rasa cukup, lelaki itu kembali melanjutkan memasak. Chimon menyicipi nasi goreng buatannya. Senyumnya mengembang. "Tidak buruk."

Dengan segera ia menaruh sebagian ke wadah dan ia letakkan di meja makan, dan yang sebagian lagi ia masukkan ke dalam kotak bekal yang ingin ia berikan kepada Nanon.

Chimon pun bergegas masuk ke dalam kamarnya untuk mandi dan berangkat sekolah.

Tok tok tok

"Kak Win bangun." Teriaknya entah yang keberapa kalinya dari depan kamar.

"Kak?" Panggilnya lagi namun tak ada sahutan. Ingin sekali Chimon masuk ke dalam kamar dan membangunkan kakaknya, namun ia tak ingin Win marah kembali. 'Jangan pernah masuk ke dalam kamar gue.'

Ia sangat ingat dengan kalimat itu. Chimon pun menghela nafasnya. "Kak Iwin! Makanannya udah Chi siapin di meja ya!" Teriaknya lalu beranjak keluar dari rumah.

Ia belum sempat sarapan karena sedari tadi sibuk membangunkan kakaknya.

.
.

"Ayo kantin." Ajak Fiat. Bel istirahat baru saja berbunyi. "Gasslahh, laper banget gue." Ujar Loverrukk sambil membenarkan ikat rambutnya.

"Em kalian duluan aja, aku mau ke Nanon dulu soalnya." Ucap Chimon sambil mengeluarkan bekal yang tadi ia siapkan.

"Udah deh, Mon. Jangan peduliin tu orang. Dia itu cowok paling brengsek yang gue kenal." Love berkata sambil menahan amarahnya. Ia sungguh tak menyukai lelaki bernama Nanon itu.

Chimon tersenyum, "Nanon baik kok. Aku duluan ya? Bye bye." Ia beranjak dari sana dan melambaikan tangannya ke arah Love dan juga Fiat.

"Dasar keras kepala." Kesal gadis itu. Fiat yang mendengarnya hanya mengedikkan bahunya.

Dengan buru-buru ia melewati koridor untuk sampai di kelas Nanon. Ia tak mau terlambat. Senyumnya merekah ketika melihat lelaki yang ia cintai baru saja keluar dari kelas bersama para sahabatnya.

"Nanon!" Serunya. "Ini buat kamu." Ucap lelaki mungil itu sambil memberikan sekotak bekal.

"Wihh kayanya enak tuh." Tangan Ssing yang hendak mengambil bekal itu pun di tahan oleh Nanon. Nanon menatap ke arah bekal yang di pegang Chimon tanpa minat.

"Apa?" Tanyanya sambil mengangkat sebelah alisnya. Chimon masih tersenyum manis. "Tadi aku bikin nasi goreng, enak kok." Jawabnya.

"Ga perlu." Nanon hendak melangkah namun di tahan dengan tangan mungil milik Chimon. "Ini engga Chi kasih racun kok, Non. Ambil ya? Ini khusus buat Nanon tau."

"Lepas!" Dengan kasar tangan kekarnya menepis tangan mungil milik Chimon yang ada di lengannya. Kini mereka menjadi perhatian murid kelas Nanon dan sebelahnya yang hendak keluar dari kelas.

"Biar gue aja yang makan sini, Mon." Suara Neo mulai terdengar.  Chimon hanya tersenyum, ia ingin Nanon lah yang menerima dan memakannya.

"Non ini ak-"

Brakk

Nanon menepis kasar kotak bekal dari tangan lelaki mungil itu hingga nasi di dalamnya berserakan di lantai. Chimon yang terkejut pun menatap ke arah nasi goreng buatannya yang kini sudah berserakan di lantai.

Chasing You Nanon KorapatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang