21. Dokter Arm

851 137 11
                                    

∆ HAPPY READING ∆

"Makan ya? Muka lo keliatan pucet banget." Ujar Puimek khawatir ketika melihat kondisi teman lamanya. Janhae.

Janhae menggeleng pelan. Sungguh ia sama sekali tidak nafsu untuk makan sedikitpun. Puim menghembuskan nafasnya, sudah keberapa kalinya ia terus membujuk sahabatnya ini namun tetap tolakan yang ia dapat.

"Ini semua salah Chimon."

"Belum tentu Chimon yang ngelakuin," Jawab Puim. Entah kenapa dirinya sangat yakin jika bukan Chimon pelakunya.

"Jadi lo bela dia?" Tanya Janhae menatap Puim dengan pandangan yang sulit di artikan. Gadis yang di tatap kembali menghembuskan nafasnya. "Bukan gitu, ya kayak ga mungkin gitu aja. Ya walaupun gue baru kenal sama dia, tapi gue yakin banget Chimon orangnya gak kayak gitu."

Mendengar penuturan Puim membuatnya kesal dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Gue lagi mau sendiri. Lo bisa pulang."

***
"Chimon mana?" Tanya Nanon ketika berdiri di depan pintu kelas Chimon. Teman sekelas Chimon saling pandang ketika mendapati Nanon di kelasnya.

"Lo semua budeg?"

"Chimon gak berangkat. Gausah nyari masalah lagi, Non." Ujar Frank dari tempat duduknya. Kali ini memang sedang jam kosong karena para guru sedang mengadakan rapat untuk membahas kapan ujian kenaikan kelas akan di laksanakan.

Nanon melirik sekilas ke arah Frank. Dan benar, bangku di belakang kosong. "Lo ga punya kelas?" Ujar Fiat terkesan tak suka dengan kehadiran Nanon di kelasnya. Apalagi mencari keberadaan Chimon.

Lelaki itu memutar bola matanya malas ketika mendengar perkataan Fiat. Tanpa menunggu lama ia langsung pergi dari kelas itu.

.
.

Nanon memarkirkan motornya di depan gerbang rumah besar milik keluarga Adulkittiporn. Lelaki itu langsung membuka gerbang rumah tanpa meminta ijin lalu memencet bel ketika di depan pintu.

"Mon! Chimon!" Panggilnya. Tak ada sahutan. Ia terus memanggil nama salah satu penghuni rumah itu dan tetap tak mendapati jawaban.

15 menit berdiri di sana, akhirnya pun ia memutuskan untuk pulang. Namun pergerakannya terhenti ketika mendengar suara pintu terbuka.

"Chimon mana?" Ujar Nanon tanpa basa-basi. Orang yang baru saja membuka pintu memandang aneh ke arah Nanon.

"Chimon di mana?" Ulang Nanon sekali lagi. Gun terdiam menatap siapa remaja di depannya ini? Dan yang lebih penting dari mana dia tau Chimon tinggal di rumah ini?

"Maaf kamu salah rumah." Ujar Gun lalu beranjak dan langsung menutup pintu rumah. Nanon mengernyit bingung, dia salah rumah? Ah, tapi ini memang rumah Chimon. Mana mungkin dia lupa. Bahkan waktu malam hari ke rumah ini dia ingat.

.
.

"Gimana? Tugas lo udah kelar?" Tanya Ssing ketika melihat sahabatnya yang langsung tiduran di kasur miliknya. Nanon tak menjawab, lelaki itu malah mengeluarkan hp nya dari saku.

"Belum."

"Ck, katanya 'Beress, gue gampang' dihh." Sindir Ssing sambil menirukan suara Nanon ketika berbicara. Tadi memang lelaki itu di tagih tugas oleh guru. Dan sewaktu ingin di beri contekan oleh Ssing dengan mudahnya dia menjawab, 'Gak usah, beres gue gampang nanti.'

Nanon tak menanggapi sindiran yang di berikan oleh sahabatnya itu. "Brisik lo."

Nanon bangkit dari tidurnya dan hendak beranjak dari sana. "Mau kemana lo heh? Baru juga dateng." Ujar Ssing mencegah kepergian Nanon.

Chasing You Nanon KorapatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang