"Sialan!"
Kata umpatan itu terus keluar dari bibir Nanon sepanjang jalan trotoar. Kini kedua remaja itu sedang menuntun motor-
Ah tidak lebih tepatnya Chimon sendiri yang menuntun motor itu.
Lelaki yang lebih besar darinya itu hanya ikut berjalan di belakang tanpa membantu mendorong sedikit pun.
"Kamu bisa diem gak, Non? Kupingku panas dengerin umpatan kamu terus!" Entah keberanian dari mana lelaki manis itu dengan berani menjawab umpatan yang keluar dari bibir lelaki yang lebih tinggi darinya.
"Pegel dari tadi jalan anjir. Ini juga kenapa bisa bocor sih ah!"
"Kamu cuma jalan doang ngeluh. Aku yang dari tadi nuntun motor kamu kok diem aja."
Skakmat! Nanon terdiam setelah itu. Benar juga, sedari tadi dia hanya berjalan tanpa beban. Bahkan tas sekolahnya pun ia letakkan di atas motor yang Chimon tuntun.
Sedangkan Chimon, lelaki itu juga diam. Ia takut salah bicara dan berakhir dengan Nanon yang marah dan berbuat kasar.
"Siniin awas! Bilang aja lo gak ikhlas!" Dengan kesal Nanon mengambil alih stang motor yang Chimon pegang. Lelaki itu langsung berjalan meninggalkan Chimon dengan menuntun motornya sendiri.
Hal itu membuatnya terheran. Apalagi saat melihat tindakan dan ekspresi Nanon yang hanya kesal, tidak ada amarah sedikit pun di wajahnya.
Padahal lelaki manis itu sudah menyiapkan hatinya mendengar omongan pedas yang ia pikir akan keluar.
"Lo mau diem di situ berapa lama? Sini cepetan!"
***
Chimon baru sampai di rumahnya saat jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Dengan penuh hati-hati lelaki itu membuka pintu rumahnya."Dari mana aja lo?" Pertanyaan itu langsung tertuju saat Chimon baru saja menutup pintu rumahnya.
"Bagus ya jam segini anak sekolah baru pulang." Lanjutnya menyindir.
"Chimon abis belajar kelompok kak."
Bodoh. Lelaki manis itu sungguh menyesali alasan yang baru saja ia katakan.
"Gue baru tau kalo baru sehari masuk udah dapet kerja kelompok aja."
Diam. Lelaki manis itu hanya bisa terdiam.
"Nge lonte dulu ya? Kurang uang yang papa kasih?" Chimon hanya mampu meremas tangannya sendiri. Perasaannya campur aduk.
"Upss gue lupa! Kan emang gak pernah di kasih uang sama papa kan?" Win terkekeh di akhir kalimatnya.
"Jadi dengan itu ya lo nyari uang? Ya ampun kasian deh orang yang nyewa lo, apa gak takut kena rabies?"
Plakk
Suara tamparan itu begitu keras. Dan saat itu juga dunia Chimon terasa berhenti. Ia memandangi tangannya sendiri. 'Apa yang baru aja aku lakuin?'
Win memegangi pipi kirinya yang terasa amat panas. Lelaki itu juga ikut terdiam.
"K-kak Win, C-chimon gak-"
"Lo berani nampar gue?" Tanya nya dengan nada yang begitu dingin.
"K-kak a-aku - "
"LO BERANI NAMPAR CHIMON WACHIRAWIT??!" Nada bicara lelaki itu kian meninggi.
Plakk
Plakk
Plakk
Tiga tamparan Chimon rasakan di pipi kanan dan kirinya secara bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing You Nanon Korapat
FanfictionIni tentang Chimon, laki-laki manis yang selalu menampilkan senyumannya walau sering di belas dengan sinis. Ini tentang Chimon, sosok laki-laki yang sedang mengajar cinta seorang Nanon Korapat. Ini tentang Chimon, laki-laki yang selalu mendapati cac...