33. Gelang?

904 149 15
                                    

"Mau kemana lo?" Tanya Frank kepada kembarannya itu ketika melihat Nanon membawa tas di pundaknya.

"Bukan urusan lo." Jawabnya tak minat kemudian langsung pergi keluar rumah.

"JANGAN PULANG TERLALU MALEM! AYAH SAMA PAPA LAGI KE RUMAH NENEK!"

Nanon mengabaikan terikan Frank. Ia langsung menaiki motornya dan membawanya melaju.

Lelaki itu berhenti di depan rumah megah itu. Ia mengambil ponselnya kemudian menelpon seseorang.

"Keluar." Ujar Nanon. Tampak nada kebingungan dari sebrang telepon.

"Coba liat ke depan rumah." Ulangnya.

Chimon yang baru saja menerima telepon dari Nanon mengernyit bingung. Ia beranjak ke arah jendela kamar dan membuka korden. Lelaki mungil itu membelalakkan matanya kaget. "Nanon?! Kamu ngapain ada di sana??"

"Jangan cuma liatin dong. Bukain pintunya, atau gue ketok pintu rumah lo?" Ucap Nanon ketika melihat kepala Chimon yang terlihat dari jendela.

"Jangan-jangan! K-kamu lewat balkon kaya biasanya aja gimana?" Tanya Chimon sedikit ragu.

"Lo nyuruh gue manjat lagi?

"Bukan! Buk-"

Tut

Sambungan telepon terputus. Chimon menggigit jarinya ketika melihat Nanon yang menstandarkan motornya sambil menatap ke arahnya. Chimon menggeleng pelan.

.
.

Di sinilah Nanon berada. Duduk di kasur milik Chimon. "Gue haus abis manjat-manjat. Lo gak ada niatan ambilin gue minum?" Ucap Nanon membuat Chimon yang ingin duduk mengurungkan niatnya.

"B-bentar aku ke bawah." Dengan cepat lelaki mungil itu beranjak keluar kamar meninggalkan Nanon di sana.

Brakkk

Tak lama terdengar suara pecahan gelas dari bawah. Nanon yang merasa ada yang aneh pun beranjak keluar.

"Aduhh m-maafin Chimon, pa. Chimon ga sengaja." Tangan Chimon mengusap-usap baju Gun dengan tujuan membantu mengelap.

"Singkirkan tangan kamu!" Dengan cepat Gun menepis tangan Chimon dari bajunya. Chimon hanya mampu menunduk takut.

"KAMU GAK PUNYA MATA HAH?!" Bentak Gun di depan wajah Chimon yang menunduk. Tangannya bergetar takut. "M-maaf pa, Chimon gak sengaja." Jawabnya dengan bergetar.

"Dasar bodoh! Baju saya basah gara-gara kamu!" Maki nya lagi. Chimon hanya diam. "Kalo ada yang berbicara sama kamu itu jangan nunduk!"

"Awhhhh, s-sakit pa. Kepala Chimon sakit." Lelak manis itu meringis kesakitan. Gun menjabak rambut Chimon kasar hingga sang empu mendongak. Seakan tuli, Gun semakin memperkuat jambakannya.

"Ampun pa, ampun. S-sakit banget, hiks."

"Kamu ini bisanya bawa sial keluarga saya terus! Kapan sih kamu berguna?!" Gun melepaskan jambakannya sambil mendorong tubuh Chimon hingga sang putra terjatuh ke lantai.

Gun ikut berjongkok, tangannya ia angkat ke atas. Chimon yang melihat hal itu langsung memejamkan matanya pasrah. Tak hanya Chimon, Nanon yang menyaksikan hal tersebut dari depan kamar Chimon juga ikut memejamkan matanya.

"Ada apa ini?" Tanya seseorang yang baru datang. Tangan Gun yang sudah melayang di udara langsung ia turunkan. "Papi udah pulang?" Tanya Gun.

Chimon membuka mata dan mendapati Off yang berdiri di hadapannya.

"Apa lagi yang dia perbuat?" Tanya Off dingin sambil melirik ke arah Chimon. "Apa sih yang dia perbuat selain membawa kesialan?" Jawab Gun.

Off mulai paham ketika melihat pecahan gelas di lantai. "Aku lelah. Biarkan saja dia." Ucap Off kemudian berjalan pergi ke kamarnya. Gun yang melihat itu pun ikut pergi dari sana. Namun sebelum itu ia menatap marah ke arah Chimon yang menunduk.

Chasing You Nanon KorapatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang