37. Berangkat

592 113 18
                                    

HAPPY READING

.
.


Tok tok tok

"Permisi, Chimonn . . . Chimonn . . ." Loverrukk mengetuk terus menerus pintu rumah sahabatnya itu.

"Gak di rumah kali dia." Ujar Fiat yang juga berada di sana. Loverrukk diam memikirkan sesuatu.

"Chiii? Halloo ini gue gue Love bukain dong!" Loverrukk sedikit berteriak membuat Fiat mendengus kesal akibat malu. Oh ayolah gadis itu sangat khawatir.

Ceklek

Pintu tiba-tiba di buka dari dalam membuat Fiat yang sedang bersender di sana hampir terjatuh.

"CHI- eh? Maaf Chimon nya ada?" Loverrukk yang awalnya ingin berteriak langsung ia urungkan ketika mendapati pemuda yang berdiri di hadapannya itu bukan Chimon.

"Mau apa?" Tanya Win terkesan dingin.

"Maaf sebelumnya kalo temen saya yang ini kurang sopan dari tadi." Fiat berbicara sambil melirik Love tidak enak. "Kita mau ketemu Chimon, dia ada di rumah kan? Soalnya sejak 3 hari yang lalu kami hubungi gak ada kabar." Lanjut Fiat.

"Oh dia gak di rumah." Jawab Win.

"Jangan bohong dong, kak! gue tau ya Chimon ada di dalem. Biarin kita ketemu dia dong. Kita ini sahabatnya." Anggap saja Loverrukk tidak sopan. Memang seperti itulah kenyataannya.

Entah kenapa gadis itu merasa tidak suka dengan Win Win ini.

"Kalian pulang, Chimon nya gak di rumah." Satu kalimat itulah yang menjadi penutup. Win langsung menutup pintu rumahnya membiarkan dua remaja berdiri di depan rumah.

"Anjing." Umpat Love.

"Jaga omongan lo, Love." Peringat Fiat.

"Chimon kemana? Gue yakin dia ada di dalem!"

"Lo gak denger? Tadi kakaknya kan bilang kalo Chimon gak ada. Udah ah ayo balik, lo katanya tadi di suruh nemenin nyokap lo."

Mereka berdua keluar dari perkarangan rumah itu.

Dari atas, Chimon melihat semuanya. Ia melihat bagaimana kedua sahabatnya datang dan saat Win menemui mereka.

"Maafin aku ya. Aku juga kangen sama kalian berdua, tapi ini juga demi kebaikan kita semua." Ujar Chimon lirih.

Tess

Cairan merah kental itu kembali menetes jatuh ke lantai.

"Dasar penyakitan." Ujarnya lalu mengelap sisa darah di hidungnya menggunakan tangan.

***
"Sayang, kamu tau gimana keadaan Chimon? Papa khawatir banget sama kondisi dia. Seminggu yang lalu jadwal chek up, tapi dia gak ada kabar sama sekali. Bahkan papa udah coba hubungi dia gak bisa." Arm tiba-tiba membuka pintu kamar putrinya.

"Pa!!"

Lelaki paruh baya itu terkejut ketika di dalam sana tak hanya ada putrinya, melainkan ada Janhae sahabat putrinya itu.

"Chek up? Chimon? Chimon Wachirawit kah? Dia sakit apa?" Janhae berujar dengan penuh tanda tanya. Kedua manusia yang ada di sana pun saling pandang. Tak ada jawaban.

Tiba-tiba Janhae teringat. "I-ini pasti salah deh pemikiran ku . . ." Janhae menjeda kalimatnya. "Om Arm dokter spesialis kanker kan? Terus Chimon? Ah gila gilaa mana adaa," Janhae terus berbicara sendiri.

Chasing You Nanon KorapatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang