26. "Makanya Tinggi"

904 142 52
                                    

∆HAPPY READING ∆

Semua murid di sekolah bergegas menuju ke aula saat ada pemberitahuan agar berkumpul di sana.

Chimon menutup bukunya dan segera keluar dari dalam kelas bersama yang lain. Lelaki mungil itu masuk ke dalam aula dan dapat di lihat sudah banyak murid yang berdiri di sana. Chimon berjalan ke arah dimana kelasnya berbaris.

Langsung saja lelaki itu masuk ke dalam barisan paling belakang.

"UNTUK SEMUANYA. PIMPINAN SAYA AMBIL ALIH. SIAAAAAAP GRAKK." Frank selaku ketua OSIS menyiapkan barisan. Setelah barisan lurus, ia langsung masuk ke dalam barisannya.

Tak lama Pak Supot selaku kepala sekolah datang dan berdiri di atas mimbar menghadap ke arah murid di sana. "Hallo, selamat siang semuanya."

"SELAMAT SIANG PAK."

Pak Supot memberikan informasi-informasi kepada para murid yang sekiranya memang perlu di beri tahu.

"Apa informasi yang bapak berikan sudah jelas?" Pak Supot bertanya memastikan. Dengan tegas mereka semua menjawab.

"Bagus. Yang jelas intinya ujian kenaikan kelas akan di laksanakan minggu depan. Belajar lah dengan sungguh-sungguh. Jangan sampai ada yang tinggal kelas. Bisa di pahami???"

"Siap bisa!"

"Terimakasih atas perhatiannya. Silahkan kembali ke dalam kelas masing-masing. Selamat belajar." Pak supot turun dari atas mimbar.

Setelah barisan di bubarkan semua siswa-siswi langsung bubar dari sana. Karena jumlah mereka yang banyak pasti mengakibatkan kerusuhan.

"Ehh woy minggir dulu dong."

"Gue dulu anjirr."

"Aduh! Sabar dong! Main dorong aja!"

"Dia yang dorong gue."

Begitulah kira-kira suara yang terdengar. Chimon tak ikut. Lelaki itu memilih menunggu kerumunan berkurang baru keluar.

Lelaki mungil itu berdiri di sana sambil menatap ke arah teman-temannya. Helaan napas terdengar.

"Mon."

Chimon menoleh ketika merasakan senggolan di lengannya. "Eh Puim."

Gadis itu tersenyum manis. "Udah lama gak ketemu ya, padahal kita satu sekolah." Puimek terkekeh. Lelaki mungil itu ikut terkekeh pelan sambil mengangguk. "Haha iya bener."

"Ah gak asik. Minta nomer lo dong Mon, biar enak gitu. Masa kita temenan ga punya nomer satu sama lain sih." Puimek menyodorkan hp nya.

"Hah? Eh iya mana." Lelaki mungil itu mengambil ponsel yang di sodorkan tadi kemudian memencet beberapa angka di sana.

"Nahh thanks, nanti gue chat ya."

"Iya."

"Eh Mon, gue pengen tau jalan-jalan keliling gitu bareng lo. Mau ga?" Ajaknya dengan sangat antusias.

Deg

Chimon terdiam. Ia teringat Love yang berkata ingin full time bertiga namun hingga sekarang belum terpenuhi. Haha rasanya Chimon ingin mengulang waktu dan menghabiskan waktunya bersama kedua sahabatnya itu.

Chimon rindu mereka.

"Ayo ke kelas." Tiba-tiba Nanon datang menarik lengan gadis itu. Puim yang kesal pun memukul lengan Nanon sedikit keras. "Gue lagi ngobrol main tarik aja!" Kesalnya sambil terus berjalan karena Nanon yang terus memaksa.

Chasing You Nanon KorapatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang