29. Pulang

992 158 72
                                    

∆ HAPPY READING ∆

Chimon menghembuskan nafasnya ketika mendengar pertanyaan-pertanyaan yang di lontarkan oleh Loverrukk. Ah, bukan hanya Chimon. Fiat pun merasa telinganya panas mendengar suara Loverrukk yang seperti kicauan burung.

"Mon, ih jawab dong. Ini kok lo bisa make baju Nanon? Tas, sepatu juga ini juga bukan punya lo kan? Kok bisa??" Pertanyaan itu yang terus di lontarkan olehnya.

"Lo bisa diem dulu gak si, Love? Kasian tuh Chimon pusing dengar suara cempreng lo." Balas Fiat membuat gadis itu mendengus. "Ya kan gue penasaran,"

"Ceritanya panjang banget." Jawab Chimon. "Iya kalo panjang makanya cepet cerit-"

"Selamat pagi anak-anak." Ucapan Loverrukk terpotong ketika guru masuk. Hal itu membuat Fiat maupun Chimon bernafas lega. Akhirnya gadis itu diam.

.
.

"Jadi lo kemarin nginep di rumah Nanon? Tapi kenapa hp lo gak aktif?" Tanya Fiat ketika Chimon sudah menceritakan kejadian kemarin. Ah bukan, Chimon hanya bercerita ia sedang ada masalah dengan orangtuanya.

Chimon diam sejenak. Ia baru ingat, sejak kemarin ia tak memainkan hp nya. Ia juga tak tau dimana hp miliknya berada sekarang. "Aku lupa naro hp dimana."

"Astaga Chimon!! Gue udah khawatir banget loh sama lo! Gue kira lo itu di culik tau!!" Chimon terkekeh pelan. Sungguh ia sangat beruntung mempunyai Fiat dan Loverrukk di hidupnya.

"Mana ada penculik yang mau nyulik orang penyakitan kaya aku." Ujar Chimon lirih.

"Hah? Lo ngomong apa?"

***
"Ayo balik!" Suara Nanon terdengar memerintah membuat lelaki mungil itu menoleh dan mendapati Nanon bersama Puim di sampingnya. Gadis cantik itu tersenyum ke arahnya dan ia balas. Ah, apa tadi Nanon mengajaknya pulang? Atau . . . Mengajak Puimek?

"Lo budeg? Ayo pulang. Gue laper nih." Ucap Nanon kembali. Dan hal itu membuat Chimon tau bahwa lelaki di hadapannya itu mengajak dirinya.

"Ah gak usah, kamu pulang sama Puim aja. Aku ada urusan." Tolaknya. Perkataan Chimon tak sepenuhnya bohong. Ia memang sedang ada urusan ke kafe dan lagi pula ia sungguh tau diri tak ingin mengganggu hubungan Nanon dan Puimek. Apalagi Puim dan ayahnya sangat baik terhadap dirinya.

"Eh engga usah. Lagian gue udah di jemput papa di depan kok. Oh iya, kalo gitu gue duluan ya!" Setelah mengucapkan itu, Puim pergi dari sana. Soal Arm, Chimon jadi ingat ia lupa untuk chek up. Pasti dokter itu akan mengomel nantinya.

"Cepetan naik bisa? Gue gak mau di marahin papa gara-gara lo." Ujar Nanon ketus. Chimon yang sedang melamun pun bergegas ke arah motor Nanon.

"Em aku mau ke kafe dulu gapapa? Mau ijin bentar,"

"Terserah lo."

.
.

"Chimon kamu beneran mau pulang? Gapapa loh nginep di sini lagi." Ujar Newwiee ketika Chimon meminta ijin untuk pulang.

"Makasih sebelumnya om, tapi Chimon pikir lari dari masalah gak bakal nyelesaiin masalah."

"Kamu bener juga. Ah yaudah dehh, tapi kamu kalo mau nginep di sini lagi gapapa loh. Masa' nginep cuma satu hari doang si." Newwiee tampak tak ikhlas ketika Chimon ingin pergi. Rasanya ia ingin sekali Chimon tinggal di rumah ini.

Chimon terkekeh pelan, "Iya om. Yaudah kalo gitu Chimon pergi dulu ya? Makasih buat tumpangannya, hehe."

"Ah, kamu ini kaya sama siapa aja." Ucapny tersenyum. Newwiee menjeda kalimatnya ketika melihat Nanon yang baru turun dari tangga dengan jaket di pundak dan kunci motor di tangannya.

Chasing You Nanon KorapatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang