34. Classmeeting

937 146 82
                                        

Nanon masih sibuk mencari sesuatu yang entah apa itu. Ia ingat, waktu itu dirinya menyimpan di dalam kamar. Namun sayangnya Nanon lupa dimana ia letakkan.

Lelaki itu membuka lemari bajunya. Mengobrak-abrik isi lemari. Perlahan tangannya membuka laci yang ada di lemari tersebut. Lelaki itu terdiam sejenak ketika melihat kotak yang sama persis seperti yang ia temukan di rumah Chimon.

Tangannya bergerak mengambil kotak tersebut lalu membawanya ke tempat tidur. Nanon membuka kotak tersebut dan nampaklah sebuah gelang yang sama persis seperti gelang milik Chimon. Tangannya mengambil gelang tersebut dan juga gelang milik Chimon, ia pandangi lama. Dan seketika . . .

"Heyy!!" Getak bocah laki-laki yang berusia sekitar 6 tahunan kepada bocah yang duduk di taman sendirian.

Anak itu menolehkan kepalanya lalu tersenyum ketika melihat seseorang yang mengagetkan dirinya. "Nanon kok lama banget sih?" Tanyanya kepada bocah yang baru saja datang.

Bocah yang di ketahui bernama Nanon itu pun ikut tersenyum lalu duduk di sebelahnya. "Tadi di suruh nemenin kembaran aku yang lagi sakit, maaf ya." Jawabnya.

"Chimon pengen ketemu sama kembaran kamu dong, Non." Ya, namanya Chimon.

"Dia aku ajakin gak mau. Lagian sebenarnya aku juga males sama dia." Ujarnya dengan muka menahan kesal. Chimon kecil menggelengkan kepalanya, "Ihh gak boleh gitu! Kamu harusnya bersyukur tau punya kakak yang sayang sama kamu. Sedangkan aku-". Chimon kecil menjeda kalimatnya.

"Kenapa? Kamu kenapa?" Penasarannya. Chimon menggelengkan kepalanya. "Engga papa."

"Ini kena pintu lagi?" Tanya Nanon kecil ketika melihat memar di dahi Chimon. Dengan segera Chimon menutupnya dengan rambut. "I-iyaa."

"Ish, kenapa gak hati-hati sih?? Masa kena pintu setiap hari? Ini liat?? Bibir kamu juga sobek, kena pintu juga?" Cerocos Nanon. Sungguh, walaupun umur mereka masih terbilang kecil, tetapi pemikiran mereka sudah sedikit dewasa.

Chimon tersenyum. Nanon begitu perhatian dengannya. Chimon begitu bahagia bisa bertemu dan berteman dengan Nanon.

Nanon pun sama, ia sangat beruntung bisa berkenalan dengan Chimon. Walaupun pertemuan awal mereka yang . . . Ah sungguh, Nanon akan sedih jika mengingat hal itu. Awal pertemuan mereka merupakan awal dimana Nanon kehilangan seseorang yang dia sayangi.

"Chimon gapapa kok, cuma luka kecil."

"Kamu tunggu di sini bentar ya, jangan kemana-mana." Ucap Nanon kecil sebelum beranjak. "Kamu mau kemana?"

"Ke sana, bentar aja kok. Tunggu ya!" Nanon berjalan setengah lari meninggalkan Chimon yang sedikit kebingungan. Tak lama Nanon datang sambil membawa kantong plastik di tangannya.

"Buat kamu," Nanon menyodorkan sebuah kotak kecil di hadapan Chimon. Chimon pun menerimanya lalu membuka kotak tersebut.

"Suka gak?" Tanya Nanon.

Chimon tersenyum lalu mengangguk mantap. "Sukaa!! Suka banget!! Makasih Nanon!!" Ujarnya sambil memutar mutar gelang di genggamannya.

Nanon mengangguk, "Aku juga punya! Kita kembarannya ya. Di gelang punya kamu ada huruf N dan punya aku ada huruf C nya, ini gelang persahabatan kita." Ucap Nanon dengan senang.

"Persahabatan?" Ulang Chimon.

"Iya! Pokoknya mulai sekarang kita sahabatan!!"

Chimon mengangguk, "Oke, kita sahabat!" Kedua bocah itu saling menautkan jari kelingking mereka satu sama lain.

Chasing You Nanon KorapatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang