Jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Tapi Chimon masih tak bisa memejamkan matanya. Keadaannya juga sudah membaik.
Rasanya aneh, bingung dan gerogi secara bersamaan. Apalagi di sebelahnya terdapat Nanon yang sudah terlelap sedari tadi.
Walaupun Chimon sudah tidur menghadap ke tembok, namun tetap saja masih ada Nanon di sebelahnya.
"Huffttt," Helaan nafas terdengar dari Chimon. Lelaki manis itu dengan perlahan merubah posisinya menjadi duduk. Ia tak ingin membangunkan Nanon.
Chimon menolehkan kepalanya ke arah Nanon yang sama hal nya tidur memunggungi dirinya. Lama menatap, dengan perlahan tangannya ia angkat menyentuh rambut Nanon. Ia mengusapnya pelan.
"Eh?" Chimon langsung menarik tangannya sendiri ketika tersadar apa yang baru saja ia lakukan. Untung saja Nanon tidak terganggu.
Chimon menahan nafasnya ketika melihat Nanon menggeliat, merubah posisinya menjadi menghadap ke arahnya. Kali ini ia bisa dengan jelas memandang wajah tampan seorang Nanon Korapat.
Damai. Tak ada aura mengerikan yang terpancar. Nanon terlihat seperti bayi yang terlelap di pelukan ibunya. Chimon memandang bekas luka yang masih tercetak di sekitar wajah lelaki yang tertidur itu.
Sungguh, ia begitu penasaran. Apa yang Nanon lakukan tadi hingga wajahnya penuh luka seperti itu? Tadi ia memang sempat mengobatinya, namun ia tak berani bertanya. Nanon pun hanya diam tak berbicara sepatah kata pun. Lelaki itu terlihat seperti memiliki masalah besar di hidupnya.
.
.Chimon membuka matanya perlahan. Lelaki manis itu menolehkan kepalanya ke samping. Kosong. Sudah tidak ada Nanon di sana.
Ia mengalihkan pandangannya ke arah jendela balkon kamarnya yang tampak sedikit terbuka.
"Mungkin udah pulang." Ujarnya lalu beranjak dari tempat tidur untuk bersiap ke sekolah.
Chimon sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Ia mengambil tas kemudian keluar dari kamar. Ia turun dan menoleh ke arah meja makan yang sudah dihuni kedua orangtuanya dan juga Win.
Off yang sedang duduk sambil membaca koran dan Win yang bermain hp nya, sedangkan Gun sedang menyiapkan sarapan di piring.
Chimon tersenyum sebelum pergi dari sana. Ia tampak begitu bahagia melihat pemandangan saat ini. Tampak begitu damai. Seperti keluarga bahagia.
Ah, bukankah mereka memang keluarga bahagia? Tanpa Chimon tentunya.
Setelah keluar dari dalam rumah, senyumnya pudar. Ia yakin, tadi Gun sempat melihatnya yang berdiri menghadap ke arah mereka. Namun ia sama sekali tak berminat memanggil namanya. Chimon paham, ia bukan siapa-siapa di rumah ini.
***
"NEO BANGSAT!!" Maki Ssing ketika Neo secara tiba-tiba mengambil buku tulis milik Siwat yang sedang ia salin jawabannya."Gue juga belum ngerjain, bagi dua dong." Jawab Neo yang kini meletakkan buku milik Siwat dan duduk di sebelah Ssing.
"Gue dulu yang bilang ke Siwat ya anjing. Lo dateng-dateng main ngerebut!" Ujar Ssing tak terima.
"Buku gue sobek, kalian yang ganti." Siwat berkata tajam. Dan seketika mereka berdua meletakkan buku yang mereka perebutan tadi. Dengan segera Ssing kembali mengambil buku itu dan beranjak dari sana.
"Bangsat buk-"
"Nih," Ucapan Neo terpotong ketika Ohm melemparkan buku miliknya.
"Nahh, kenapa ga dari tadi sih." Ucap Neo langsung membuka jawaban di sana. Ia sangat terburu-buru karena sebentar lagi bel masuk berbunyi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing You Nanon Korapat
FanficIni tentang Chimon, laki-laki manis yang selalu menampilkan senyumannya walau sering di belas dengan sinis. Ini tentang Chimon, sosok laki-laki yang sedang mengajar cinta seorang Nanon Korapat. Ini tentang Chimon, laki-laki yang selalu mendapati cac...