8. Bakso

833 150 49
                                    

Chimon duduk di halte depan sekolahnya. Jam pulang sudah berbunyi sedari tadi. Tadi pagi ia berangkat menggunakan angkutan umum.

Chimon menatap sekeliling, masih ada beberapa siswa-siswi yang masih di area sekolah. Tadi sebelum pulang Love dan Fiat ingin mengajaknya pulang bersama, namun Chimon langsung menolak dengan alasan ingin pergi ke suatu tempat.

Chimon mengetikkan sebuah pesan di hp nya.

Kak Namtan

Permisi Kak Namtan

Chimon mau minta tolong . . .

Tolong ijinin Chimon buat ga kerja hari ini ya kak?

Chimon lagi ada urusan soalnya

Ouh oke, iya Chi nanti kakak ijinin. Soalnya kakak juga ini baru selesai kelas

Okei kak

Makasih ya

Sama-sama

Kayak sama siapa aja


Chimon lega. Dan saat itu juga Chimon menghentikan angkot yang kebetulan lewat. Lelaki manis itu langsung masuk ke dalam angkot itu.

Chimon berdiri di depan gedung tinggi yang dominan berwarna putih ini. Sudah sekitar 3 bulan ia tak datang ke sini. Perlahan kakinya melangkah masuk dan membawanya ke dapan pintu yang bertuliskan. Dr. Arm Weerayut

Chimon menghembuskan nafasnya pelan menyiapkan mental nya.

Tok tok tok

"Silahkan masuk." Suara dari dalam terdengar. Perlahan Chimon membuat pintu tersebut. Ia berjalan ke arah lelaki paruh baya yang sedang fokus dengan kertas di tangannya.

"Ada perlu ap- Chimon?! Kamu dari mana saja hah?! Sudah berapa lama kamu tidak kesini?! Kan saya sudah bilang datang temui saya seminggu sekali!" Orang yang sedang membaca kertas tadi langsung berdiri dan menyerbunya dengan berbagai kata.

Chimon hanya menundukkan kepalanya. Sudah ia duga pasti ia akan mendapat omelan dari orang yang sedang berdiri di hadapannya itu. "Maaf dok, saya sedang sibuk sekolah akhir-akhir ini."

***

Chimon melangkahkan kakinya ke dalam kelas. Lelaki manis itu berjalan ke arah bangkunya, ia menghembuskan nafasnya pelan saat melihat segunduk sampah yang di letakkan di kursi dan mejanya. Chimon menatap ke sekeliling, kelasnya masih sepi, tak ada satu orang pun di kelas. Sudah menjadi hal biasa seperti ini.

Chimon menaruh tasnya di lantai, dengan sabar ia membersihkan kumpulan sampah itu dengan telaten.

Brakk

Pintu kelas di buka dengan kasar. Chimon yang sedang membersihkan mejanya dengan kain pel pun terkejut, "J-janhae . . ." Lirihnya. Gadis itu tampak berjalan ke arah Chimon dengan muka penuh emosi.

Dengan kasar Janhae mendorong tubuh Chimon hingga membuatnya terbentur ke tembok. "Awhh, Jan apa salahku?" Tanya Chimon bingung sambil memegangi kepalanya yang terkena tembok.

Janhae tampak mendekat ke arah Chimon, ia berjongkok menyamakan tinggi mereka. "Lo masih tanya apa salah lo? GARA-GARA KEMARIN LO GAK MASUK KE KELAS, GUE DI HUKUM GARA-GARA GA NGUMPULIN TUGAS KEMARIN!" Janhae berteriak di depan muka Chimon. Lelaki manis itu memejamkan matanya.

Chasing You Nanon KorapatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang