CERITA INI BAGI MEREKA YANG SUDAH BERUSIA 18 TAHUN KE ATAS. MENGANDUNG BANYAK KONTEN DEWASA.
Sepanjang hidup Regita Hapsari , 27 tahun, berada di bawah pengawasan ketat orang tuanya. Hidupnya terlalu lurus, cenderung membosankan. Ketika memulai hidu...
Quand vous prends ma photo = ketika kamu memotretku.
Regi mengecek ulang isi kopernya. Baju termal, celana legging, scarf, beanie dan coat jadi baju wajib yang harus dibawa selama musim gugur. Dia akan berlibur singkat ke rumah orang tua Maya di Lyon untuk merayakan All Saints' Day. Di Prancis setiap tanggal satu November dirayakan sebagai All Saints' Day yang merupakan hari penghormatan bagi para Santa yang dikenal atau pun yang tidak dikenal. Perayaan ini jadi hari libur nasional.
Sebagai bagian dari tradisi perayaan Katolik pada tanggal dua November dikenal sebagai commémoration des fidèles dèfunts atau hari peringatan mereka yang sudah meninggal. Pada hari tersebut para keluarga akan berziarah dan membersihkan makam keluarga mereka. Namun ada juga yang melakukannya pada tanggal satu November, bersamaan dengan All Saints' Day. Pada libur nasional ini sering dijadikan moment orang-orang mengunjungi keluarga mereka.
"Regi, kamu udah siap? Kita harus berangkat sekarang." Maya membuka pintu kamar Regi.
Maya sudah rapi mengenakan jins, sweter oversized dan boots. Di dekat kakinya ada koper kecil. Rambutnya yang biasanya dicepol kini diurai dengan cantiknya.
"Atila udah datang?" tanya Regi.
"Kita janjian ketemuan di stasiun aja. Atilla harus ke kampus dulu," jawab Maya. "On y va (ayo berangkat)," ajak Maya lagi.
Mereka akan berangkat ke Lyon menggunakan kereta api. Dari dorm mereka menggunakan metro sampai ke Paris Gare de Lyon. Sebagai salah satu stasiun kereta api terbesar di Paris, stasiun ini sangat besar dan ramai. Semua kereta rute ke daerah selatan Prancis termasuk juga ke Swiss, Jerman, Italia dan Spanyol berangkat dari stasiun ini. Apalagi pada suasana menjelang libur nasional, banyak pelancong yang akan liburan.
Regi nyaris terpisah dengan Maya ketika mereka dari metro naik eskalator menuju stasiun yang didirikan tahun 1900. Interior yang cantik dengan jendela-jendela besar model lengkung, tiang-tiang klasik berwarna hijau dan atap transparant yang digantungi banyak ornamen cantik membuat Regi terbuai. Ingin rasanya dia segera mengambil foto-foto di setiap sudutnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dari hall bisa terlihat moncong kereta yang parkir di lintasan rel kereta api. Tak ada pagar pembatas sama sekali. Hanya ada pintu tap kecil yang memisahkan antara hall stasiun dengan peron. Cukup mudah untuk mengecek apakah kereta yang ditumpangi sudah datang atau belum.
Mereka menemukan sebuah bangku kosong di antara kios-kios kecil yang bertebaran di sepanjang hall stasiun.
"Atilla sebentar lagi sampai," ucap Maya sambil duduk.
Regi ikut duduk seraya mengedarkan pandangan ke seluruh stasiun. Tepat di depan mereka terpampang jadwal keberangkatan. Tertuliskan di situ kalau TGV (kereta cepat) menuju Lyon berangkat setiap lima belas menit sekali. Terdengar pula suara pengumuman peron dan nomor kereta yang akan berangkat.
