Salut, Beau Gosse

8K 476 8
                                    

Salut, beau gosse =  Halo, ganteng.


"Ini benar kan kelasnya?"tanya Regi ragu ketika mereka membuka pintu kelas.

"Oui (iya) " jawab Maya singkat. 

Maya segera memilih bangku baris ke dua dari depan, tepat dekat jendela. Regi meletakkan tas di samping meja Maya.

Suasana kelas masih sepi. hanya ada satu gerombolan pria yang duduk di sisi kanan kelas. Mereka asyik mengobrol lalu bangkit keluar dengan sebungkus rokok di tangan. Pasti mereka ingin keluar mencari tempat merokok.

Beberapa menit kemudian, mahasiswa lain perlahan berdatangan. Regi melihat keragaman mahasiswa yang masuk ke kelas. Tidak hanya para bule tetapi juga yang berwajah Asia, Latin dan Afrika. Perasaannya menjadi tenang. Ini yang jadi salah satu penggerak Regi memilih kuliah jurusan executive international MBA di Sorbonne Bussiness School atau IAE de Paris. Selain dia  bermimpi bisa tinggal di Paris, kelas master yang ditawarkan pun, kelas internasional. Kuliah diajarkan dalam bahasa Perancis dan Inggris. Untuk tahun pertama kebanyakan kelas diajar dalam bahasa Inggris. Cukup melegakan. Mengingat bahasa Perancisnya masih perlu dipoles.

Tepat pukul sembilan Profesor Bernard masuk dan tanpa basa basi memperkenalkan diri dengan Bahasa Inggris. Dia memberikan pengantar soal mata kuliah macro economic. Pria setengah baya berambut putih itu mewajibkan setiap mahasiswa membuat project akhir semester.

Regi dan Maya saling lirik ketika Profesor mengatakan mereka harus punya kelompok yang terdiri atas empat orang untuk membuat project. Seorang pria berwajah hispanik  yang memperkenalkan diri dengan nama Oliver melirik  ke arah mereka seperti meminta bergabung. Maya dan Regi memberikan anggukan tanda menerimanya.

Kelas sudah berjalan satu jam ketika tiba-tiba pintu dibuka pelan.

"Désolé. Je suis en retard (maaf saya terlambat)," ucap seorang pria di depan pintu. m

Sontak seluruh mata menatap ke pria yang membuka pintu. Bukan hanya terkaget melihat kenekatan telat luar biasa tetapi juga tampilannya yang wow itu. Ada tarikan nafas tertahan para perempuan melihat sosok yang berdiri di depan pintu. Profilnya begitu menjulang menyerupai model catwalk. Dia menggunakan t-shirt berukuran pas yang memamerkan dadanya yang berotot hasil pahatan di gym dipadu dengan jaket jeans. Rambut hitam yang mengilat tersisir rapi dibelah samping. Wajahnya yang tampan itu dihiasi kaca mata berbingkai tipis emas. Mata biru dibalik kacamata memancarkan aura seksi. Bulu-bulu halus menghiasi rahangnya yang kotak itu.

Pria itu berjalan penuh percaya diri dan mengambil duduk tepat di meja di seberang Regi. Sontak Maya melirik ke arah Regi. Mereka sepakat pria yang memperkenalkan diri dengan nama Mathias Moreau itu katagori beau gosse atau pria ganteng.

Profesor Bernard melanjutkan kuliah tanpa mempedulikan kalau si murid telat itu sudah menciptakan bisik-bisik di antara mahasiswa perempuan, terutama ketika Mathias dengan santai melepas jaket jeans yang memarmerkan lengan berototnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Profesor Bernard melanjutkan kuliah tanpa mempedulikan kalau si murid telat itu sudah menciptakan bisik-bisik di antara mahasiswa perempuan, terutama ketika Mathias dengan santai melepas jaket jeans yang memarmerkan lengan berototnya. Sepertinya dia sudah terbiasa mendapat tatapan kagum dari orang banyak. 

Love Rendezvous in Paris (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang