Les Querelles Inutiles = bertengkar tidak penting
"Regi, kamu sudah bangun?" suara Maya diiringi dengan ketukan bertalu-talu yang memekakan telinga.
Regi menguap dengan malas. Dia balik jendela langit masih gelap. Ponsel menunjukkan masih pukul setengah tujuh pagi. Bukan jam yang tepat untuk bangun pagi saat liburan.
"Regi, bangun, Regi, " suara Maya semakin keras.
"Berisik banget. Ada apa?" ucap Regi membuka pintu dengan sebal.
Maya mengulas senyum tipis. Sahabatnya ini sudah berdandan rapi mengenakan skinny jins, sweter tebal, syal dan coat. Di sampingnya ada sebuah koper.
"Aku mau berangkat."
"Kereta jam berapa?" tanya Regi sembari menguap.
"Jam setengah delapan. Aku cuma mau titip pot. Tolong disiram setiap dua hari sekali," ucap Maya seraya menyerahkan dua pot kembang kesayangannya.
"Hati-hati di jalan. Jangan kebanyakan ngesek," ucap Regi jahil.
"Kamu juga jangan kebanyakan ngelamun di kamar. Kondom dari aku, dipakai," tukas Maya cepat.
"Nyebelin," sahut Regi melotot.
"Kamu benar enggak ke mana-mana?" tanya Maya masih tidak percaya. Raut wajahnya menunjukkan kekhawatiran. "Aku dengar Gaël juga di Paris. Barangkali kalian bisa sama-sama pas malam tahu baru nanti," ucapnya lagi.
"Enggak. Aku cuma mau di dorm. Mau nonton dan tiduran aja," tolak Regi.
"Kalau kamu berubah pikiran, kasih tahu aku. Nanti aku hubungi Gaël." Maya masih berusaha.
Sedari kemarin saat mengepak baju, Maya terus membujuk Regi untuk membuat rencana bersama pria itu.
"Maya! Aku enggak mau tahun baruan sama Gaël. Sana, berangkat!" usir Regi.
"Aku berangkat," pamit Maya sambil tertawa terbahak-bahak.
"Have fun," ucap Regi menyodorkan pipi untuk memberi ucapan selamat jalan.
Regi kembali bergelung di bawah selimut dan melanjutkan tidur. Dia lagi tidak ingin melakukan apa-apa. Dia hanya ingin menikmati kesendirianya. Sebodo amat dengan Gaël atau Mathias. Dia sedang tidak butuh pria.
Regi sudah mendata sejumlah serial Netflix yang akan dia tonton selama liburan. Dia juga sudah membuat daftar belanjaan untuk liburan.
***
Suasana dorm sangat sepi tetapi Regi tidak kesepian. Dia merasa bebas dan bahagia. Mbak Naya mau diajak berkomplotan. Kakak sepupunya itu menelepon Ibu dan bilang kalau Regi menginap di Sèvres sampai tahun baru. Dia terbebas dari bombardir telepon dari Ibu.
Selama beberapa hari Regi bebas berkeliaran di common room hanya dengan piyama. Ada satu dua penghuni yang lain, juga melakukan hal yang sama. Habis sarapan, dia balik ke kamar dan melanjutkan tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Rendezvous in Paris (Completed)
ChickLitCERITA INI BAGI MEREKA YANG SUDAH BERUSIA 18 TAHUN KE ATAS. MENGANDUNG BANYAK KONTEN DEWASA. Sepanjang hidup Regita Hapsari , 27 tahun, berada di bawah pengawasan ketat orang tuanya. Hidupnya terlalu lurus, cenderung membosankan. Ketika memulai hidu...