Parlons autour d'une bière fraîche

2.9K 242 11
                                    

Parlons autour d'une bière fraîche= mari ngobrol sambil minum bir dingin 


"Kamu masih mau minum bir kan?" tanya Gaël setelah mereka puas mengeliling setiap sudut Grote Markt.

"Mau!" jawab Regi bersemangat.

"Kita beli di sana," ucap Gaël sembari menunjuk sebuah bistro.

Di beberapa sudut Grote Mark berderet restoran dan bistro. Bahkan Starbuck pun ada. Kursi-kursi dipasang tepat di bawah payung-payung besar yang diletakan berjejer. Pengunjung bisa duduk bersantai sambil menikmati pemandangan ke tengah lapangan. Suasana musim semi sedikit terasa. Angin sepoi-sepoi mulai menghangat.

Pelayan meletakan dua botol bir berwarna hijau dan menuangkan isinya pada gelas. Tertulis Stella Artois pada labelnya.

"Ini bir paling terkenal di Belgia," ucap Gael. "Votre Santé" ucapnya seraya mengajak bersulang.

"Votre santé," ucap Regi sambil menempelkan gelasnya pada gelas Gaël.

Berkeliling alun-alun yang sangat besar lumayan membuat berkeringat. Kerongkongan Regi terasa seger ketika dilewati bir dingin. Rasanya ringan dan cukup pahit ada sedikit sentuhan rasa manis. Cocok dengan udara siang dan langit biru.

"Aku rasa bir ini juga ada di Jakarta. Aku pernah ke beer garden,"kata Gaël.

"Oh'ya? Kamu ke beer garden di mana?" tanya Regi penasaran.

"Sepertinya di daerah perkantoran di tengah kota. Banyak gedung tinggi," jawab Gaël.

"Di Jakarta gedung perkantoran banyak!" tukas Regi geli.

"Aku enggak ingat. Kami naik taksi hanya 20 menit dari hotel Le Meridien tempat aku menginap," kata Gaël dengan cuek.

"Kalau enggak jauh, kemungkinan di daerah sekitar SCBD. Kalau enggak salah ada beer garden. Aku belum pernah minum di situ. Enggak boleh sama ibu aku."

"C'est vrai (serius)? Kamu umurnya bukan 17 kan?" tanya Gaël dengan raut serius.

Regi melotot. "Kamu nyindir."

Gaël memberikan tampilan tengilnya.

"Ibu aku ketat banget aku enggak boleh keluar malam apalagi nongkrong di tempat ngebir."

"Lalu, bagaimana kamu bisa suka minum bir? Sembunyi-sembunyi?"

"Iya lah. Sampai sekarang enggak pernah ketahuan," tukas Regi dengan suara bangga.

Entah ini sebuah pencapaian atau kebadungan, Regi tidak pernah ketangkap basah minum bir. Ibunya  hanya mengizinkan dia minum wine. Itu pun terbatas pada jamuan diner saat berkumpul bersama keluarga besar. Lebih dari itu dilarang. Di mata Ibunya bir, minuman orang jalanan dan pemuda pengkolan yang suka bikin onar. Kadang saat nongkrong sama teman sepulang jam kantor Regi beli bir. Lebih sering dia menyelundupkan bir ke kamar dan minum sendirian. Sisa kaleng dibungkus dalam plastik dan dibuang ke tempat sampah yang jauh dari rumah. Teknik paling aman dan tidak pernah ketahuan.

"Kamu harus lebih berani dari sekadar minum bir. Ini hidup kamu, kamu yang harus menentukan sendiri. Pilihan kecil atau pilihan besar," ucap Gaël.

"Aku tahu. Makanya aku lari ke Paris,"cetus Regi.

"Buat Regi, semoga lebih berani," kata Gaël sambil kembali mengajak bersulang.

"Semoga lebih berani," balas Regi.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love Rendezvous in Paris (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang